Jakarta (ANTARA News) - Wanita karier punya risiko terkena kanker payudara 70 persen lebih tinggi ketimbang ibu rumah tangga atau perempuan yang bekerja sebagai staf bawah, berdasarkan penelitian dokter Tetyana Pudrovska peneliti utama Higher Status Occupations and Breast Cancer. 

Dokter Doddy Permadi dari Garda Medika Asuransi Astra mengemukakan lima penyebab kanker payudara pada wanita karir dalam acara Octobreast di CGV Blitz Mall of Indonesia Kelapa Gading, Jakarta, Kamis petang. 

Salah satu penyebab tingginya risiko kanker payudara pada wanita karir adalah tidak menyusui akibat kesibukan pekerjaannya. Proses menyusui membuat sel-sel payudara menjadi matang sehingga kemungkinan kecil bermutasi. 

Menunda kehamilan juga menjadi penyebab risiko kanker payudara. Doddy menjelaskanperempuan yang tidak punya anak atau baru hamil pertama pada usia tua, di atas 35 tahun, berisiko kena kanker payudara.  Selain itu, stres pekerjaan, polusi udara dan kurang tidur juga memberi kontribusi tingginya risiko kanker payudara. 

Secara umum, faktor yang menimbulkan risiko kanker payudara meliputi genetik, terapi hormon setelah menopause, riwayat alkoholik dan obesitas, menstruasi dini (dimulai pada usia 10 tahun) dan late menopause (di atas 55 tahun masih menstruasi). 

USG dan mammografi adalah beberapa pemeriksaan untuk mendeteksi kanker payudara. Pemeriksaan dini ini harus rutin dilakukan, setidaknya setahun sekali. 

Doddy menambahkan, khusus untuk perempuan di bawah 40 tahun, metode USG lebih cocok karena jaringan payudara masih lebih padat. 

Bila terlanjur divonis menderita kanker payudara, pengobatan bisa dilakukan lewat pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.

 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016