Jakarta (ANTARA News) - Progres program proyek pembangkit listrik sebesar 35.000 MW yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN) 70 persen sudah masuk dalam proses perencanaan dan pengadaan.

 Berdasarkan data yang dipaparkan Direktur Utama PLN Sofyan Basir dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis, disebutkan sebanyak 32 persen proyek pembangkit listrik dengan kapasitas 3.056 MW dalam proses perencanaan sementara 33 persen proyek berkapasitas 3.199 MW sudah masuk tahap pengadaan.

Sementara proyek pembangkit listrik yang sudah kontrak dan mulai konstruksi pembangunan sebesar 33 persen berkapasitas 3.215 MW. Adapun pembangkit listrik yang sudah mulai berjalan atau "Commercial Operation Date" (COD) baru 2 persen dengan kapasitas 168 MW.

Proyek program 35.000 MW yang dijalankan kontraktor penghasil listrik swasta atau "Independent Power Producer" (IPP) yang sudah kontrak sebesar 57 persen, yakni 36 persen berkapasitas 9.790 MW dalam tahap kontrak namun belum konstruksi, 20 persen sudah dalam tahap konstruksi dengan kapasitas 5.501 MW.

Sedangkan yang masih proses perencanaan 15 persen dengan kapasitas pembangkit 3.954 MW, dan dalam proses pengadaan 29 persen berkapasitas 7.775 MW.

Proses konstruksi pembangkit listrik tersebut paling banyak berada di Jawa wilayah bagian barat sebesar 59 persen berkapasitas 3.615 MW, diikuti Jawa bagian tengah 24 persen dengan kapasitas 3.063 MW, dan Sumatera dengan kapasitas 822 MW.

Secara keseluruhan proyek pembangkit yang dikerjakan PLN dan IPP dan sudah proses kontruksi mencapai 24 persen dengan kapasitas 8.716 MW, proyek yang sudah kontrak namun belum konstruksi 27 persen berkapasitas 9.790 MW, proses pengadaan 30 persen dengan kapasitas pembangkit 10.974 MW, proses perencanaan 19 persen 7.010 MW, dan yang sudah berjalan baru 231,5 MW.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016