Setiap tahun kurang lebih tercatat 7000 wisatawan asal Iran yang melancong ke Indonesia, hal tersebut karena negara kita memiliki berbagai keindahan objek wisata."
Pariaman, Sumbar (ANTARA News) - Ribuan wisatawan ikut menyaksikan penutupan Pesta Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2016 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat.

Duta Besar Republik Indonesia untuk negara Iran, Octavino Alimudin, di Pariaman, Minggu, mengatakan even pesta Budaya Tabuik merupakan kegiatan pariwisata yang secara rutin dilaksanakan oleh pemerintah setempat dalam menunjang sektor pariwisata.

"Tradisi Pesta Budaya Tabuik diketahui sudah berlangsung sejak 1820 silam, dan hingga saat ini tetap mampu bertahan dalam menunjang sektor pariwisata," kata dia.

Dubes berharap kedepan penyelenggaraan Pesta Budaya Tabuik mampu mendatangkan kurang lebih 2000 wisatawan asal negara Iran.

"Setiap tahun kurang lebih tercatat 7000 wisatawan asal Iran yang melancong ke Indonesia, hal tersebut karena negara kita memiliki berbagai keindahan objek wisata," jelasnya.

Ia mengatakan kegiatan even Pesta Budaya Tabuik merupakan suatu modal besar oleh daerah dalam mengembangkan sektor pariwisata Sumbar.

Sementara itu Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno, mengatakan pemerintah provinsi sangat mendukung berbagai upaya Kota Pariaman dalam mengembangkan sektor pariwisata.

Ia berharap even Pesta Budaya Tabuik hendaknya terus dilaksanakan secara rutin setiap tahun sebagai upaya nyata dalam mendukung pariwisata daerah.

"Pemerintah Provinsi menilai Pesta Budaya Tabuik layak dijadikan sebagai agenda pariwisata berskala nasional karena mampu menarik para pelancong dari dalam maupun negeri," ujarnya.

Prosesi pelaksanaan Pesta Budaya Tabuik sendiri sempat terhenti beberapa jam akibat hujan deras disertai badai yang mengguyur kota itu sejak Minggu pagi.

Prosesi "Tabuik Naiak Pangkek" baru bisa dilanjutkan setelah hujan reda sekitar pukul 14.00 WIB. Pihak penyelenggara baru bisa membawa Tabuik ke Pantai Gandoriah untuk dibuang ke laut bebas.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016