Kuala Lumpur (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Prof Dr Din Syamsuddin menekankan pentingnya sebuah perusahaan menjaga visi masing-masing karena setiap organisasi perusahaan pasti mempunyai visi untuk mencapai tujuannya.

"Saya sampaikan hal biasa saja. Dari pengalaman memimpin ormas kita harus menjaga visi sebab organisasi perusahaan masing-masing mempunyai visi," ujar Din usai menjadi pembicara Muslim Worldbiz 2016 di Putra World Trade Center (PWTC) Kuala Lumpur, Selasa.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut mengaku bergembira diundang dalam forum yang melibatkan banyak pebisnis dan peminat bisnis sedangkan dirinya bukan dari latar belakang pemimpin bisnis.

"Dan saya memahami mereka mengundang untuk mendengar perspektif kepemimpinan masyarakat atau kepemimpinnan dari luar lingkaran bisnis, pimpinan di ormas atau civil society organization," kata dosen di UIN Syarif Hidayatullah tersebut.

Din mengaku saat di forum dirinya hanya bercerita pengalaman memimpin Muhammadiyah yang tentu ruang lingkup dan pengaruh-nya lebih besar dari sebuah perusahaan holding company manapun karena melibatkan orang yang banyak.

"Menjaga visi saya kira relevan dan perlu dicari aplikasinya untuk kepemimpinan di dunia usaha. Di ormas seperti Muhammadiyah visinnya juga jelas yaitu mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya," katanya.

Penegasan tentang visi ini, ujar dia, perlu dalam organisasi maupun dunia bisnis dan juga visi tersebut perlu disebarluaskan sehingga menjadi bagian dari kesadaran orang-orang yang terlibat dalam organisasi juga perusahaan.

"Perlu diseminasi visi karena tanpa adanya pemahaman dari semua yang terlibat dalam visi itu berarti perjalanan organisasi dan tujuan perusahaan tidak akan sampai pada tujuan," kata alumni University Of California Los Angeles (UCLA) tersebut.

Kedua, ujar dia, visi yang sering abstrak dan normatif harus dijabarkan dalam visi strategis dalam konteks perencanaan berjangka maka organisasi seperti Muhammadiyah mempunyai visi 2005, 2010, 2015, 2020 dan seterusnya dirancang dengan "strategic planning".

"Yang ketiga saya juga sampaikan memimpin ormas besar itu ada kemajemukan maka kepemimpinan dituntut juga untuk memiliki kemampuan merekonsiliasi dan mengharmonisasikan pikiran-pikiran yang banyak dengan sikap konsisten berpegang teguh pada nilai-nilai organisasi," katanya.

Walaupun organisasi sudah mempunyai visi, ujar dia, tetapi karena berhadapan dengan dunia yang berubah maka perlu ada kemampuan penyesuaian diri yang tentu tidak boleh hilanng dari prinsip dasar dan tidak tertutup pada kemajuan-kemajuan dari luar.

Tampil pembicara lainnya pada kesempatan tersebut Managing Director of Pars Special Economic Energy Zone Organization, Mahdi Yousefi, Chairwoman Islamic Fashion and Design Council Dubai, Madam Alia Khan dan Vice Chancellor Universiti Teknologi MARA, Prof Dato Dr Hassan Said.

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016