Sleman (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad membagikan Kartu Indonesia Pintar Plus wilayah Yogyakarta, Rabu.

"Kartu Indonesia Pintar (KIP) Plus ini berbeda dengan KIP sebelumnya. KIP Plus itu merupakan kartu elektronik yang bisa langsung dipergunakan untuk transaksi pembelian barang kebutuhan siswa," kata Hamid Muhammad saat mengunjungi Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School, Rabu.

Menurut dia, KIP Plus ini adalah penyempurnaan dari KIP sebelumnya. KIP Plus seperti kartu ATM yang sudah otomatis berisi dana yang bisa dipergunakan untuk transaksi.

Sementara KIP lama, penerima harus memasukan data ke Data Pokok Pendidikan secara benar dan lengkap, baru dana yang disalurkan bisa cair melalui bank.

"Kalau yang sebelumnya itu punya kartu daftar dulu ke dapodik, baru dikirim uangnya," katanya.

Hamid mengatakan, ada 1.200 siswa penerima KIP Plus yang akan dibagikan di beberapa sekolah di Provinsi DIY.

"Besaran dana yang diterima masih sama dengan sebelumnya, yakni Rp450 ribu untuk SD sederajat, Rp750 ribu SMP sederajat, dan Rp1 juta untuk SMA/SMK sederajat selama satu tahun," katanya.

Rencananya Muhammad Hamid akan membagikan langsung secara simbolik KIP Plus itu di tiga sekolah, yakni SMA Negeri 9, SMP Negeri 6, SMK Negeri 2 Jetis, Kota Yogyakarta.

"Diharapkan siswa penerima KIP Plus bisa membelanjakan dana yang diterima untuk kebutuhan sekolah," katanya.

Direktur Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta (PPM MBS) Yogyakarta Fajar Shadik mengatakan tidak ada siswa disekolahnya yang menerima KIP Plus ini.

"Namun, tahun lalu ada empat siswa yang menerima KIP," katanya.

Kunjungan rombongan Dirjen Dikdasmen ke PPM MBS ini untuk melihat situasi dan kondisi tentang sekolah tersebut.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016