Damaskus (ANTARA News) - Ibu Negara Suriah Asma al-Assad mengatakan ia menolak tawaran berulang untuk meninggalkan negaranya yang sedang dilanda perang bersama anak-anaknya, menurut wawancara dengan stasiun televisi Rusia24 yang ditayangkan Selasa (18/10).

Pernyataan tersebut merupakan bagian dari wawancara perdana Ibu Negara kelahiran Inggris itu dengan media internasional sejak pemberontakan meletus tahun 2011 untuk menuntut suaminya, Presiden Bashar al Assad, mundur.

"Saya tidak pernah berpikir berada tempat mana pun juga... Ya, saya ditawari kesempatan untuk meninggalkan Suriah, atau justru lari dari Suriah," kata perempuan 41 tahun itu.

"Tawaran-tawaran itu termasuk jaminan keamanan dan perlindungan bagi anak-anak saya, dan bahkan jaminan keamanan finansial."

"Tidak perlu seorang jenius untuk mengetahui apa niat orang-orang sebenarnya. Itu bukan demi kesejahteraan saya atau anak-anak saya, itu upaya sengaja untuk merusak kepercayaan rakyat terhadap presiden mereka," kata dia sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Pernikahan Asma dengan Bashar diumumkan oleh media milik pemerintah Suriah sekitar enam bulan setelah Bashar menjadi presiden pada Juli 2000 menyusul kematian sang ayah, Hafez.

Asma, yang merupakan bekas bankir investasi, menampilkan diri sebagai advokat hak asasi manusia dan dilihat sebagai sisi modern dalam dinasti Assad.

Dia tidak banyak tampil di depan publik pada tahun-tahun pertama pemberontakan, tapi lebih aktif dalam dua tahun terakhir.

Ibu dari tiga anak itu berdiri di samping suaminya dalam penampilan publik langkanya, berpose bersama para pendukungnya dalam foto-foto yang diunggah di akun Instagram kepresidenan. Dia antara lain tampak tersenyum di samping anak-anak, atlet dan wisudawan di foto.

Konflik Suriah, yang meletus sejak Maret 2011, telah menewaskan 300.000 orang lebih. Di antara korban tewas itu ada 86.000 warga sipil yang antara lain meliputi 15.099 anak dan 10.018 perempuan. Hingga kini upaya untuk menghentikan pertumpahan darah di negeri itu masih terus dilakukan. (ab)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016