Medan (ANTARA News) - Atlet difabel Sumatera Utara Putri Aulia berhasil memecahkan tiga rekor di Pekan Paralympic Nasional XV/2016 di Jawa Barat, pada laga yang berlangsung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung.

"Alhamdulillah bisa memecahkan tiga rekor. Tapi itu tidak akan membuat saya cepat berpuas diri. Karena masih ada kejuaraan yang lebih tinggi, seperti ASEAN dan Asia Paragames," kata Putri yang dihubungi dari Medan, Kamis.

Prestasi mahasiswi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan itu memang cukup luar biasa mengingat ia termasuk pendatang baru di Pekan Paralympic Nasional (Peparnas).

Di nomor lompat jauh dirinya sukses memecahkan rekor nasional yang sebelumnya direngkuh atlet Bali Ni Made Arianti Putri (3,55 meter) sedangkan Putri Aulia dengan lompatan 4,76 meter.

Di nomor 100 meter putri T/13, dirinya memecahkan rekor nasional yang sebelumnya juga dipegang atlet Bali Ni Made Arianti Putri dengan catatan terbaik 13,09 detik.

Terakhir pada nomor 200 meter T13 putri, dirinya kembali memecahkan rekor Paragames dengan catatan waktu 27,09 detik yang sebelumnya dipegang Ni Made Arianti Putri (Bali) dengan waktu 35,05 detik.

"Saya akan terus berlatih karena masih banyak pertandingan yang lebih besar lagi nanti," kata atlet kelahiran Deliserdang 23 Juli 1994 itu.

Ia mengaku prestasi yang berhasil direngkuh di Peparnas tersebut secara khusus menjadi kado istimewa yang dipersembahkan bagi kedua orang tuanya.

"Senang sekali pastinya bisa membahagiakan kedua orangtua. Selain itu emas ini saya persembahkan untuk pelatih, teman-teman NPC Sumut, dan orang yang sayang sama putri," katanya.

Dengan torehan fantastis tersebut, akhirnya Putri dipanggil oleh PB NPC Pusat untuk mengikuti program seleksi pelatnas yang dipersiapkan di Asean Paragames 2017 Malaysia.

Dirinya pun menyambut dengan gembira, dan siap memberikan prestasi gemilang jika dipercaya memperkuat Indonesia.

"Seleksi untuk pelatnas sekitar bulan Januari 2017. Ini adalah kesempatan langka bagi saya untuk bisa berlaga di kejuaraan yang lebih tinggi," katanya.

Pewarta: Juraidi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016