Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mendorong industri nasional untuk meningkatkan penyerapan karet alam dalam negeri, yang saat ini jumlahnya masih 580 ribu ton per tahun.

"Jumlah tersebut masih berpotensi untuk ditingkatkan," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Haris Munandar lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, langkah yang perlu dilakukan untuk mendukung penyerapan karet alam, antara lain melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi eskpor barang karet.

Selain itu, menciptakan cabang-cabang industri baru seperti industri ban pesawat dan vulkanisir pesawat terbang yang berpotensi menyerap karet alam dan menghasilkan devisa nasional.

Kemudian, program peningkatan konsumsi karet alam dalam negeri perlu diiringi dengan keberlanjutan dan pengembangan industri yang ada, salah satunya adalah industri ban, sebagai sektor yang menyerap 45 persen atau sekitar 270 ribu ton dari total konsumsi karet alam dalam negeri.

Saat ini, produk ban merupakan salah satu komoditi andalan ekspor dengan 70 persen total produksi diperuntukkan bagi pasar ekspor dan nilai ekspor mencapai 1,5 miliar dolar AS per tahun.

Sementara itu, Bupati Muara Enim Muzakir Sai Sohar mengatakan, sebagai salah satu daerah penghasil karet, Muara Enim melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani karet.

Misalnya, dengan mendongkrak produktivitas lahan karet melalui revitalisasi kebun, intensifikasi atau rehabilitasi tanaman, maupun peminjaman modal untuk pembibitan karet.

"Peningkatan produktivitas kebun sangat penting, akan tetapi dirasakan tidak berdampak ekonomi yang signifikan secara langsung oleh petani," tuturnya.

Untuk itu, menurut Muzakir, perlu adanya intervensi teknologi di level petani karet yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya.

"Saat ini, intervensi teknologi pada level petani kebun bukan lagi pengembangan dan peningkatan produktivitas lahan dengan klon tanaman baru, akan tetapi harus difokuskan pada inovasi penciptaan wirausaha mandiri yang berbasis lateks kebun maupun karet alam," ujarnya.

Muzakir menjelaskan, Muara Enim merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan dengan luas daerah sekitar 7,300.50 km2. Saat ini, Kabupaten Muara Enim menyumbang produk perkebunan utama yaitu kopi, karet dan kelapa sawit untuk wilayah Sumatera Selatan dengan luas areal perkebunan hampir 198.355 hektare.

Hasil produksi karet di perkebunan Kabupaten Muara Enim mencapai sekitar 180,000 ton/tahun, sementara untuk Provinsi Sumatera Selatan adalah 1,2 juta ton. Komoditi karet sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat atau 90 persen dari luas lahan perkebunan dengan hasil produksi berupa bahan olah karet, lump mangkok, sit angin, slab tebal dan slab tipis.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016