Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi mengenakan sanksi terhadap anggota Hizbullah dan pendukung keuangannya, menuduh mereka menyalurkan uang kepada militan Lebanon itu atau terlibat dalam terorisme.

Departemen Keuangan AS menyatakan menjatuhkan sanksi kepada empat individu dan satu perusahaan, membekukan aset mereka di AS dan memblokir semua transaksi dengan mereka serta mengumumkan aksi terkait yang dilakukan oleh Arab Saudi.

Dalam tindakan terkait, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat juga mendaftarhitamkan tersangka komandan Hizbullah Haytham Ali Tabatabai alias Abu Ali al-Tabatabai menurut pernyataan Departemen Keuangan.

Departemen Luar Negeri menyatakan Hizbullah sebagai organisasi teroris tahun 1997 dan AS sejak lama telah berusaha menghambat pendanaan organisasi itu.

Dibentuk tahun 1980-an di Lebanon, organisasi militan dan partai politik Syiah itu memberikan dukungan militer kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam konflik Suriah dan para pejabat Amerika menuduh mereka melakukan sejumlah serangan sejak 1980-an.

"Hizbullah masih merencanakan, mengoordinasikan dan menjalankan serangan teroris di seluruh dunia, dan Departemen Keuangan akan gencar menyasar Hizbullah dan pihak-pihak yang mendukung kegiatan terorisnya," kata Adam Szubin, penjabat wakil Menteri Keuangan urusan intelijen terorisme dan finansial dalam satu pernyataan.

AS membuat daftar hitam tersebut berdasarkan perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh presiden George W. Bush segera setelah serangan 11 September 2001.

Orang yang masuk dalam daftar hitam Departemen Keuangan meliputi Muhammad al-Mukhtar Kallas and Hasan Jamal-al-Din, yang dianggap sebagai akuntan pemodal Hizbullah Adham Husayn Tabaja, serta Yosef Ayad dan Muhammad Ghaleb Hamdar yang digambarkan sebagai anggota Organisasi Keamanan Eksternal Hizbullah yang dituduh merencanakan serangan di Thailand dan Peru.

Kallas dan al-Din bekerja dengan Tabaja untuk memindahkan dana tunai besar antara Lebanon dan Irak dan telah membantu anggota Hizbullah yang sudah masuk daftar hitam menurut Departemen Keuangan.

Departemen Keuangan juga mendaftarhitamkan perusahaan yang dikenalikan oleh Tabaja, Global Cleaners, yang katanya memenangi kontrak layanan sanitasi di Baghdad.

Arab Saudi juga mendaftarhitamkan Kallas, al-Din dan Global Cleaners di bawah hukum kontra-terorisme lokal, membekukan aset mereka dan melarang izin komersial bagi orang-orang tersebut di Arab Saudi menurut warta kantor berita AFP.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016