Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan semua pihak agar menghindari masalah terkait Suku, Ras dan Agama (SARA) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

"Kita ingin menghindari SARA walaupun dimana-mana juga sering timbul. Tapi harus dipahami juga ini demokrasi, orang memilih sesuai apa yang dia suka," kata Wapres di Jakarta, Jumat.

Wapres mengatakan bahwa sebenarnya banyak kasus yang memancing orang untuk bicara SARA. Misalnya seperti kasus Surat Al Maidah Ayat 51.

Menurut Wapres bukan ayat yang menjadi persoalan, tapi ada kata-kata yang menjadi persoalan yaitu kata-kata bohong.

"Coba lihat kata-kata di video itu, kata mana orang yang tidak suka, bukan ayat yang dipersoalkan, yang dipersoalkan kata bohong. Jadi jangan memakai itu sebagai SARA, jangan juga menjadi kata yang menyebabkan orang marah," katanya.

Wapres mengingatkan bahwa semua pihak harus menjaga agar tidak membawa-bawa masalah SARA juga jangan asal ngomong dan asal menuduh. Wapres mengatakan bahwa hal ini bukan terkait dengan agama, tapi masalah etika.

Dia mencontohkan seperti calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump yang pendukungnya menurun karena berbicara macam-macam.

Amerika, ujar Wapres, yang merupakan negara biang demokrasi juga terjadi masalah SARA.

"Di Amerika butuh 240 tahun baru orang hitam bisa jadi presiden, butuh 175 tahun di Amerika baru orang Katolik jadi presiden. Jadi soal agama itu bukan soal pilihan, jangan mengatakan kalau tidak pilih mayoritas itu tidak Pancasilais. Ini demokrasi tapi jangan bentrokkan jangan hina satu sama lain," ujar Wapres.

Wapres juga mengingatkan bahwa kedua pihak baik mayoritas maupun minoritas harus toleran supaya tercipta kehidupan beragama yang harmonis. 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016