Beirut, Lebanon (ANTARA News) - Bentrokan hebat antara pasukan rezim dan pemberontak meletus di beberapa daerah di Kota Aleppo pada Sabtu (22/10) malam setelah gencatan senjata sepihak yang diumumkan sekutu pemerintah Suriah, Rusia, berakhir menurut pemantau.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan pertempuran sengit terjadi di beberapa daerah sepanjang garis terdepan yang membagi kota tersebut, demikian pula tembakan artileri.

Seorang koresponden kantor berita AFP di wilayah timur Aleppo yang dikuasai pemberontak juga melaporkan suara pertempuran dan tembakan artileri.

Bentrokan terjadi setelah gencatan senjata dalam serangan tentara Suriah yang didukung Rusia di distrik pemberontak di Aleppo berakhir, dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tidak dapat mengevakuasi seorang pun dari kota yang porak-poranda tersebut.

Moskow memperpanjang "jeda kemanusiaan" sepihak itu hingga hari ketiga sampai 16.00 GMT pada Sabtu tapi mengumumkan bahwa tidak akan ada perpanjangan gencatan senjata lebih lanjut meski ada permintaan gencatan senjata lebih lama dari PBB untuk mengevakuasi warga sipil yang terluka.

Baik warga maupun pemberontak di wilayah timur Aleppo yang dikuasai pemberontak tidak menggubris seruan dari tentara Suriah dan Moskow untuk meninggalkan tempat itu, setelah pengeboman berminggu-minggu dan pengepungan pemerintah selama tiga bulan.

Hampir 500 orang tewas dan lebih dari 2.000 warga sipil terluka sejak militer melancarkan serangan untuk mengusir para pemberontak dari distrik timur Aleppo yang sudah mereka kuasai sejak sejak 2012. 

Lebih dari 300.000 orang tewas di Suriah sejak perang mulai tahun 2011 dengan protes-protes anti-pemerintah menurut warta kantor berita AFP. (mr)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016