Jakarta (ANTARA News) - Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina Patra Niaga berencana untuk melakukan mogok kerja pada 1 November mendatang.

Menanggapi hal tersebut,  VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, meminta agar manajemen Patra Niaga dapat menyelesaikan masalah tersebut secara baik-baik.

"Kami sebagai induknya Patra Niaga meminta agar manajemen Patraniaga bisa menyelesaikan, berdialog, dengan awak mobil tangki ini dengan sebaik-baiknya," kata dia ditemui usai diskusi "Formulasi Listrik dan BBM Wilayah Perbatasan", di Gedung Dewan Pers Jakarta, Minggu.

Agar distribusi BBM tidak terganggu, Pertamina telah melakukan langkah-langkah antisipasi.

"Kami sudah menyiapkan langkah-langkah misalnya kemudian bekerja sama dengan tim pendukung atau kemudian pekerja-pekerja yang lain supaya memastikan agar BBM tetap terdistribusi," kata Wianda.

Mogok kerja yang dilakukan Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina Patra Niaga dilakukan karena mereka merasa mendapat diskriminasi dengan tidak mendapatkan uang tunjangan Migas seperti pekerja/buruh Pertamina lainnya yang mendapatkan tunjangan migas setiap tahunnya.

Mereka juga mengeluhkan jam kerja selama 12 jam bahkan lebih setiap hari dengan hanya upah UMP tanpa dibayarkan lembur atas kelebihan jam kerja setiap hari, serta status hubungan kerja outsourcing.

"Kami berharap agar komunikasi dan koordinasi bisa berjalan dengan baik supaya masing-masing bisa menemukan solusi yang terbaik bagi kedua belah pihak supaya proses distribusi tetap berjalan dengan baik," ujar Wianda.

Awak Mobil Tangki (AMT) Pertamina Patra Niaga Depot Plumpang adalah yang selama ini mendistribusikan BBM (bensin, solar, pertalite, pertamax, pertamax plus, pertamina dex) ke sekitar 850 Pom Bensin se- Jabodetabek termasuk Puncak dan Sukabumi.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016