... mendukung visi World Class Navy...
Pulau Geoje, Korea Selatan (ANTARA News) - Kapal selam dengan mesin propulsi diesel elektrik DSME-209 (Proyek H.7713) kelas Chang Bogo, yang telah dipesan TNI AL resmi diluncurkan dari galangan kapal DSME, Okpo, Pulau Geoje, Korea Selatan, Senin.

Peluncuran kapal selam dari kelas Chang Bogo (pengembangan Type 209 buatan Jerman Barat) itu merupakan kapal kedua dari tiga kapal yang dipesan Indonesia. Peluncuran itu secara simbolis ditandai dengan pemotongan tali oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Laksamana Madya TNI Widodo, didampingi Wakil Kepala Staf TNI AL, Laksamana Madya TNI Arie H Sembiring.

Sebelumnya kapal selam diesel elektrik DSME-209 (Proyek H.7712) yang pertama telah diluncurkan pada 24 Maret 2016 lalu di tempat yang sama dan dihadiri Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, dan Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Ade Supandi.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama TNI Edi Sucipto, dalam keterangan tertulisnya, mengatakan, pada peluncuran kapal selam kedua itu, dilakukan juga pemotongan tali oleh Widodo, dilanjutkan penandatanganan berita acara oleh Komandan Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Selam, Laksamana Pertama TNI Iwan Isnurwanto, dan Project Manager Indonesian Submarine.

Indonesia memesan tiga kapal selam baru kelas Chang Bogo dari pemerintah Korea Selatan dengan proses alih teknologi, yaitu dari galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).

Dua kapal pertama dibangun secara keseluruhan di DSME, sedangkan kapal selam ketiga akan diselesaikan di PT PAL.

Untuk kapal selam ketiga, pemotongan metal lunas kapal telah dilakukan Mei lalu di galangan kapal DSME, yang lalu   akan dikirim ke Indonesia pada Desember 2016 untuk dikerjakan tenaga ahli Indonesia di galangan PT PAL, Surabaya, dengan cara penggabungan bagian per bagian.

Pengadaan kapal perang menjadi prioritas dalam revisi Minimum Essential Force II 2015-2019 TNI AL untuk memenuhi keperluan arsenal guna mendukung visi World Class Navy.

Kelas Chang Bogo yang dibuat Daewoo-Korea Selatan semula adalah lisensi dari Type 209 buatan galangan kapal Howaldtswerke-Deustche Werft, Jerman (Barat). Indonesia pada awal dasawarsa '80-an membeli dua kapal selam baru Type-209 di subkelas 1.200 ton. Kedua kapal selam itu lalu dinamai KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402. 

Belakangan, periskop utama KRI Nanggala-402 rusak dan diperbaiki di galangan kapal DSME, Korea Selatan. 

Pada masa Orde Lama, kekuatan TNI AL pernah menjadi yang paling kuat di Asia. Selain memiliki kapal penjelajah terbesar di belahan Bumi selatan saat itu, KRI Irian, TNI AL juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey buatan Rusia, yang seluruhnya dalam status operasional penuh. 

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016