Purbalingga (ANTARA News) - Bencana angin puting beliung menerjang sejumlah wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa siang sehingga menumbangkan puluhan pohon salah satunya pohon beringin di Alun-alun Purbalingga namun tidak ada korban jiwa.

Salah seorang warga Purbalingga, Suhar mengatakan angin puting beliung itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB.

"Tadi terjadi hujan yang disertai angin kencang. Tiba-tiba pohon beringin di alun-alun tumbang hingga akarnya terangkat ke permukaan," katanya.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Priyo Satmoko mengatakan selain menumbangkan pohon beringin di alun-alun, sejumlah pohon di wilayah kota Purbalingga juga tumbang, beberapa di antaranya melintang di jalan.

Menurut dia, angin puting beliung juga merobohkan tower pemancar radio milik Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Ardi Lawet Purbalingga.

"Selain di wilayah kota, angin puting beliung juga dilaporkan menerjang Kecamatan Padamara dan mengakibatkan beberapa pohon tumbang sehingga melintang di jalan," katanya.

Bahkan, kata dia, sebuah rumah warga Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, dilaporkan tertimpa pohon yang tumbang akibat terjangan angin puting beliung.

Ia mengharapkan bencana angin puting beliung tersebut tidak menimbulkan korban.

"Saat ini, kami masih mendata dan melakukan upaya evakuasi terhadap pohon-pohon yang tumbang di jalan agar arus lalu lintas kembali normal," katanya.

Saat dihubungi melalui saluran telepon, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan bencana yang terjadi di Purbalingga disebabkan oleh angin puting beliung karena saat ini tidak ada gangguan cuaca di wilayah Jateng.

Dalam hal ini, kata dia, angin puting beliung bersifat lokal dan dipicu oleh pertumbuhan awan "cumulonimbus" (Cb).

"Berdasarkan pengamatan melalui citra satelit, hujan lebat disertai angin kencang dan petir diprakirakan masih berpotensi terjadi di wilayah Jateng hingga tanggal 27 Oktober 2016," katanya.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016