Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melaporkan sektor industri tumbuh dan merata pada dua tahun Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla yang jatuh pada 20 Oktober 2016.

"Pembangunan industri diarahkan pada pengembangan perwilayahan industri di luar pulau Jawa, penumbuhan populasi industri, serta peningkatan daya saing dan produktivitas," kata Airlangga lewat siaran pers di Jakarta, Selasa.

Airlangga menyampaikan hal tersebut pada acara Pers Briefing 2 Tahun Kerja Nyata Jokowi-JK di Jakarta.

Airlangga, yang diberikan 'tongkat estafet' oleh Jokowi-JK pada reshuffle jilid II mengatakan, arah kebijakan pembangunan industri nasional telah ditentukan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.

Dalam upaya pengembangan perwilayahan industri di luar pulau Jawa, Kementerian Perindustrian telah memfasilitasi pembangunan kawasan industri.

"Salah satu strategi mempercepat penyebaran dan pemerataan pembangunan industri adalah melalui pembangunan kawasan industri. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia sentris," ujar Airlangga.

Hingga 2016, sebanyak 73 kawasan industri telah dibangun di Indonesia, di mana beberapa kawasan yang saat ini memiliki progres signifikan dalam pembangunannya, antara lain Kawasan Industri Sei Mangke di Sumatera Utara yang difokuskan pada pengembangan oleo chemical.

Kemudian, Kawasan Industri Dumai di Riau dan Kawasan Industri Berau di Kalimantan Timur yang dibangun menjadi Palm Oil Green Economic Zone (POGEZ), serta Kawasan Industri Palu di Sulawesi Tengah untuk pengembangan industri minyak atsiri.

Selanjutnya, Kawasan Industri Kendal di Jawa Tengah menjadi pusat industri ringan (light industry), Kawasan Industri Java Integrated Industrial Ports and Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur menjadi pusat industri berat dan Kawasan Industri Morowali di Sulawesi Tengah menjadi pengembangan industri feronikel.

Sementara itu, pada periode 2014-2016, Airlangga mengungkapkan, di sektor Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika tumbuh sebanyak 633 unit baik baru maupun perluasan. Total nilai investasinya sebesar Rp75,15 triliun dari PMA dan PMDN.

"Sedangkan, penyerapan tenaga kerja di sektor ini mencapai 86 ribu orang," ujarnya.

Di sektor Industri Kimia Tekstil dan Aneka, penumbuhan industrinya pada periode 2015-2016 sebanyak 890 unit baik baru maupun perluasan.

Sedangkan, total nilai investasinya sebesar Rp235,50 triliun (PMA dan PMDN) dan penyerapan tenaga kerjanya sebanyak 378 ribu orang.

"Di sektor industri agro, periode 2014-2016, tumbuh sebanyak 66 unit baik baru maupun perluasan. Total nilai investasinya sebesar Rp72,41 triliun dari PMA dan PMDN. Sedangkan, penyerapan tenaga kerjanya sebanyak 22 ribu orang," papar Airlangga.

Khusus investasi industri smelting, Airlangga merinci, hingga saat ini jumlah investor telah mencapai 23 perusahaan dengan total nilai investasi sebesar 12,2 miliar dollar AS yang menjalankan sebanyak 25 proyek di 17 Kabupaten/Kota yang tersebar di sembilan provinsi.

"Ke-25 proyek tersebut meliputi smelting untuk sponge iron, pig iron, slab, katoda tembaga, alumina, feronikel, stainless steel slab, dan nickel pig iron," sebutnya.

Di sisi lain, untuk sektor industri kecil dan menengah (IKM), Kemenperin telah memfasilitasi pembinaan sebanyak 1.993 sentra IKM pada periode 2015-2016. Sentra IKM tersebut meliputi sektor pangan, sandang, kimia dan bahan bangunan, kerajinan dan aneka, furnitur, serta sektor logam, mesin, elektronika, dan alat angkut.

Pada periode yang sama, juga telah dibina sebanyak 12.687 calon wirausaha baru.

"Sedangkan, jumlah unit usaha IKM pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebesar 4,70 persen menjadi sebanyak 3.688.522 unit," tutur Airlangga.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016