Seoul (ANTARA News) - Presiden Korea Selatan (Korsel) Park Geun-Hye terpaksa meminta maaf kepada publik mengenai kebocoran dokumen resmi ke keluarga rekannya yang terlibat skandal korupsi.

"Saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada rakyat," kata Park dalam pidato yang disiarkan televisi, sebelum menundukkan badannya di depan kamera.

Jaksa penuntut Korea Selatan sedang menyelidiki teman lama Park, Choi Soon-Sil, mengenai tuduhan bahwa dia memanfaatkan hubungannya dengan sang presiden untuk memaksa konglomerat menyumbangkan jutaan dolar ke dua yayasan nirlaba.

Park ingin menjauhkan diri dari kasus itu, namun menjadi sorotan setelah laporan televisi pada Senin menyebut Choi mendapat salinan pidato presiden sebelumnya dan mungkin terlibat dalam merevisi sebagian isinya.

Laporan tersebut berdasarkan pada 200 dokumen di komputer Choi, yang diambil dari kantornya setelah dia meninggalkan Korea Selatan saat skandal itu mencuat. Keberadaannya saat ini belum diketahui.

Menggambarkan Choi sebagai seseorang yang membantunya saat "masa-masa sulit", Park mengakui bahwa dia meminta pendapat Choi untuk pidatonya dan "material Humas" untuk kampanye pemilihannya serta setelah dia dilantik pada Februari 2013.

"Saya mendengar pendapatnya mengenai materi tertentu selama beberapa waktu, namun berhenti setelah saya menunjuk ajudan kepresidenan saya," kata Park sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Choi adalah anak perempuan dari mendiang figur religius Choi Tae-Min, yang diketahui sebagai mentor utama dari presiden sebelumnya hingga kematiannya tahun 1994.

Penyelidikan Choi dan kecurigaan bahwa dia berusaha memberikan pengaruh tidak pantas pada Park telah merusak sang presiden, yang tingkat popularitasnya turun ke titik terendah.

Pada Senin, Park mengumumkan tinjauan batas konstitusional masa jabatan presiden, yang dianggap anggota parlemen oposisi ditujukan untuk mengalihkan perhatian dari penyelidikan Choi.



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016