Roma (ANTARA News) - Perdana Menteri Italia Matteo Renzi mengatakan, Selasa, negaranya tak mampu lagi menerima jumlah pengungsi yang sama seperti 2016 tahun depan seraya menegaskan agar negara Eropa lainnya bertindak lebih aktif.

Dalam wawancara yang disiarkan televisi negara RAI, Renzi berulang kali mengancam akan menjatuhkan veto dana Uni Eropa untuk negara yang menolak membantu Italia dan Yunani. Kedua negara itu telah menampung ribuan pengungsi selama tiga tahun terakhir.

"Italia tak dapat menghadapi pengungsi sebagaimana yang terjadi tahun ini," kata Renzi.

Ia mengatakan gelombang pengungsi mesti berkurang pada Maret. Namun ia tak mengatakan konsekuensinya jika kedatangan itu dibatasi.

Penjaga wilayah pesisir Italia sejak Jumat hingga Minggu telah menyelamatkan lebih dari enam ribu pengungsi di laut. Alhasil, kedatangan pengungsi pada 2016 mencapai 155 ribu orang. Angka itu merupakan jumlah keseluruhan pengungsi yang datang pada 2015.

Sementara itu, pengungsi yang datang pada 2014 mencapai 170 ribu orang.

Lima ratus pengungsi lainnya diselamatkan dari empat perahu berbeda, Selasa, kata petugas.

Penyelundup orang dalam tahun ketiga ini cukup mengambil untung dari kerusuhan di Libya. Mereka banyak menyelundupkan warga yang mengungsi dari perang juga kemiskinan di Afrika dan Timur Tengah, menumpang perahu kelebihan muatan menuju Italia dan UE.

Lebih dari 3.100 pengungsi tewas atau hilang saat menyebrang Laut Mediterania dari Afrika Utara tahun ini, kata Organisasi Pengungsi Internasional.

PM kerap mengecam redahnya sikap solidaritas negara eropa lain dalam mengatasi krisis pengungsi. Italia terus berupaya mendapatkan persetujuan UE untuk anggaran pengungsi sebanyak 3,9 milyar euro (4,25 milyar dolar Amerika Serikat) tahun depan.

Renzi membalas kritik Komisi UE karena pemerintah Italia meningkatkan proyeksi defisit dan utangnya.

"Daripada berkomentar, lebih baik mereka mengeluarkan uangnya," katanya.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016