Roma (ANTARA News) - Dua gempa Bumi mengguncang wilayah tengah Italia yang pada Agustus diguncang gempa yang menewaskan hampir 300 orang.

Gempa kedua yang mengguncang wilayah itu pada Rabu waktu Italia berkekuatan 6,0 pada Skala Richter.

Akibat gempa itu beberapa puluh orang menjalani perawatan karena luka ringan atau syok menurut kepala pelindung sipil Fabrizio Curcio pada jumpa pers Rabu malam, namun tidak ada yang mengalami luka serius.

Sementara pihak berwenang bergegas menilai kerusakan menyeluruh akibat bencana tersebut, wali kota daerah pegunungan itu mengatakan bahwa banyak gedung yang hancur.

Gempa tersebut terasa hingga ibu kota Roma, membuat warga berlarian keluar  rumah dan ke jalanan. Gempa kedua terasa hingga sejauh Venesia di utara jauh, dan Naples di selatan ibu kota.

Lembaga survei geologi Amerika Serikat (US Geological Survey/USGS) mendeteksi gempa pertama dengan magnitudo 5,5 pukul 17.10 GMT dan yang kedua terjadi dua jam kemudian.

Kedua gempa berpusat di dekat Desa Visso di kawasan Marche Tengah.

"Banyak rumah yang ambruk. Kota kami hancur," kata Marco Rinaldi, Wali Kota Ussita, kepada televisi Sky Italia melalui telepon.

"Gempa kedua sangat lama, mengerikan," katanya.

"Saya sudah merasakan banyak gempa Bumi, tetapi ini adalah yang paling kuat yang pernah saya rasakan. Beruntung semua orang sudah meninggalkan rumah mereka setelah gempa pertama jadi saya kira tak ada yang terluka," tambah Rinaldi.

Perdana Menteri Matto Renzi mencuit: "Saya ingin berterima kasih kepada mereka yang bekerja di tengah hujan di daerah gempa."

"Seluruh Italia bersama dengan masyarakat yang sekali lagi terdampak bencana."

Di Roma, gempa menggetarkan jendela-jendela dan pintu-pintu. Kantor kementerian luar negeri sementara dievakuasi.

Pertandingan sepak bola Serie A antara Pescara dan Atalanta ditunda beberapa menit ketika gempa pertama terjadi.

Pada Augustus, gempa dengan magnitudo 6,0 sampai 6,2 meratakan kota pegunungan Amatrice, 70 kilometer dari Visso, menewaskan 297  dan melukai ratusan lainnya.


"Seperti bom jatuh"


Wali Kota Serravalle del Chienti, Gabriele Santamarianova, mengatakan gempa itu terasa "seperti bom-bom berjatuhan."

"Kami melihat awan debu, kami belum tahu apa yang jatuh. Kami akan melihatnya setelah matahari muncul," katanya.

Wali Kota Castel Sant'Angelo's, Mauro Falcucci, mengatakan kepada Sky: "Tidak ada listrik. Rumah-rumah seperti akan runtuh. Dan di atas semua itu ada hujan lebat."

Kota kecil berpenduduk sekitar 300 orang itu berada dekat Arquata del Tronto, salah satu daerah yang paling parah terdampak gempa pada 24 Agustus.

Di Ascoli, kota lain yang paling parah terdampak gempa pada Agustus, Wali Kota mengatakan warga yang ketakutan pergi menggunakan mobil.

Sekolah-sekolah di daerah yang terdampak dan sekitarnya tidak akan buka sampai Kamis untuk memungkinkan petugas melakukan pemeriksaan keamanan.

Institut Nasional Geofisika Italia menyatakan gempa terkini berhubungan dengan gempa Agustus, yang diikuti ribuan gempa susulan dan beberapa di antaranya kuat.

"Gempa susulan bisa terjadi dalam waktu lama, kadang sampai berbulan-bulan," kata ahli geologi Mario Tozzi sebagaimana dikutip kantor berita AFP.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016