Yogyakarta (ANTARA News) - Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar "Lesehan Bahasa dan Sastra" bersama Emha Ainun Nadjib dan Kiai Kanjeng dijadwalkan 31 Oktober 2016 di Graha Wana Bhakti Yasa Yogyakarta.

"Acara yang merupakan puncak Bulan Bahasa 2016 juga akan tampil sejumlah penyair Yogyakarta untuk membacakan puisinya," kata Kepala Balai Bahasa DIY Dr Tirto Suwondo, Jumat.

Penyair Yogyakarta yang tampil yakni Iman Budhi Santosa, Mustofa W. Hasyim, Suminto A. Sayuti, Sutirman Eka Ardhana, Raudal Tanjung Banua, Rina Ratih, Ulfatin Ch., Evi Idawati, FitriMerawati, dan Mutia Sukma.

Selain itu juga akan ditampilkan pula tayangan film dokumenter profil Balai Bahasa DIY yang telah berdiri sejak 1940-an hingga 2016 ini.

"Dengan acara ini diharapkan masyarakat dapat bersama-sama memaknai bahasa dan sastra Indonesia sebagai hasil kebudayaan Bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dirawat keberadaannya," katanya.

Ia mengatakan, terkait dengan hal tersebut, Bahasa Indonesia, termasuk sastra di dalamnya, memegang peranan yang amat penting dalam pendidikan karakter bangsa. Hal itu karena dengan mencintai Bahasa Indonesia berarti juga mencintai bangsa Indonesia karena bahasa pada hakikatnya juga merupakan simbol identitas bangsa.

"Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap bahasa dan bangsa seperti itu pada dasarnya juga merupakan refleksi dari kecintaan dan kebanggaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pilarnya," katanya.

Menurut dia, setiap tahun, di bulan Oktober selalu diperingati sebagai Bulan Bahasa. Penetapan bulan bahasa berkaitan erat dengan ikrar Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang berisi puisi karya para pemuda Indonesia waktu itu.

"Maka, Balai Bahasa DIY sebagai instansi pemerintah yang bertugas melaksanakan pembangunan nasional di bidang kebahasaan dan kesastraan, baik Indonesia maupun daerah, pada 2016 ini menggelar serangkaian acara dalam rangka merayakan Bulan Bahasa dan Sastra," katanya.

Dalam gelaran acara Bulan Bahasa dan Sastra ini, serangkaian acara yang telah dan akan berlangsung antara lain Sarasehan Kebahasaan dan Kesastraan dengan pembicara Prof Dr Dadang Sunendar, M.Hum, Ignas Kleden, dan Triyanto Triwikromo, Pelatihan Mencipta Puisi bersama Raudal Tanjung Banua, Diskusi Penggunaan Bahasa Media Luar Ruang bersama Dr Tirto Suwondo dan Dr Sumbo Tinarbuko.

Kemudian pelatihan Mendongeng bersama ArifRahmanto, Pelatihan Deklamasi bersama Sri Harjanto Sahid, Malam Pergelaran Sastra bersama Untung Basuki dan deklamator Yogyakarta, Pelatihan Musikalisasi Puisi bersama Landung Simatupang dan Nur Indrijatno Eska, Pelatihan Menulis Naskah Drama bersama Agus Leyloor, Sekolah Menulis bersama Indra Tranggono, Eko Triono, Hairus Salim, dan Muhidin M. Dahlan, juga rangkaian kegiatan berupa pelatihan dan lomba kebahasaan dankesastraan lainnya.

Selain itu, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Balai Bahasa DIY juga menggelar Penghargaan Bahasa dan Sastra 2016, yang akan memberikan penghargaan atas buku karya sastra serius, buku kritik sastra, penggunaan bahasa di luar ruang (tempat wisata), dan tata naskah dinas SLTP di DIY.

"Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra 2016 ini bertujuan menumbuh kembangkan kecintaan masyarakat Yogyakarta terhadap bahasa dan sastra Indonesia dalam rangka memperkokoh jati diri bangsa," katanya.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016