Gorontalo (ANTARA News) - Deklarasi damai sebagai tanda mulainya kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo diwarnai ricuh antarmassa pendukung pasangan calon.

Kericuhan terjadi usai pembacaan deklarasi kampanye "Berintegritas dan Damai" secara bersamaan oleh pasangan calon dan partai pengusung.

Saat akan menandatangani deklarasi itu, seorang calon wakil gubernur adu mulut dengan perwakilan partai pengusung pasangan calon lainnya.

Beruntung berhasil dilerai oleh seorang staf Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang saat itu berada di atas panggung. Tetapi tak lama kemudian, pendukung berbagai pasangan calon naik ke atas panggung dan nyaris saling pukul.

Polisi pun cepat membubarkan massa yang sudah menguasai panggung tempat deklarasi damai itu.

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Gorontalo Siti Haslina Said menyayangkan kericuhan itu.

"Ini memang di luar dugaan kami semua, hari ini di hadapan semua publik bahwa di Gorontalo yang namanya komitmen damai sudah tercederai dan ini sangat mengecewakan semua," kata Siti.

Ia berharap  kejadian seperti ini tidak terulang dan berharap pengamanan bisa ditingkatkan lagi, serta KPU Provinsi Gorontalo bisa menjadi bahan evaluasi.

Ketua KPU Provinsi Gorontalo Mohamad N. Tuli menuturkan, kejadian ini di luar dari dugaan semua pihak. "Ke depan agar tidak terjadi hal serupa pada saat debat kandidat calon, kemungkinan kami akan membatasi masa pendukung calon," kata dia.

Wakapolda Gorontalo Kombes Pol Tri Maryanto mengatakan seharusnya saat penandatangan dan pembacaan deklarasi kampanye damai di atas panggung cukup diikuti pasangan calon tanpa diikuti pendukung.

"Mungkin saat itulah terjadi gesekan, namun kami telah berupaya untuk pencegahan dengan melakukan sekat antarpendukung pasangan calon," kata Tri.

Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016