Bandung (ANTARA News) - Alumni jurusan teknik kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) memperingati "75 Tahun Ilmi Teknik Kimia" di Indonesia yang digelar di Aula Barat ITB Kota Bandung, Sabtu.

"Alumni kimia ITB bertekad untuk melanjutkan segala yang telah dilakukan oleh Teknik Kimia ITB dan mengajak perguruan tinggi teknik kimia beserta alumninya di seluruh Indonesia untuk memberikan pemikirannya untuk energi nasional," kata Ketua Umum Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia Tatang H Soeriawidjaya pada peringatan 75 Tahun Ilmu Teknik Kimia itu.

Menurut dia pendidikan teknik kimia harus mampu menghasilkan sarjana teknik yang handal dan kreatif mengembangkan teknologi tepat guna dalam mengembangkan manfaat sumber daya nabati," kata Tatang.

Peringatan 75 tahun ilmu teknik kimia di Indonesia itu diikuti oleh alumni ITB dari angkatan pertama tahun 1952 hingga lulusan 2009. Pertemuan itu berbeda dengan peringatan sebelumnya, yang mana pertemuan tahun 2016 ini juga memfokuskan workshops terkait fenomena kelangkaan pangan dan energi yang mengancam Indonesia di masa mendatang.

"Kelanjutan dari aksi ini bertujuan untuk mewujudkan kemandirian, ketahanan serta kedaulatan energi dan pangan Indonesia. Dengan harapan agar kebutuhan energi dan pangan anak cucu kita terjamin," kata Tatang.

Untuk itu, kata dia diperlukan beberapa perubahan berfikir dan bertindak yakni dari kepentingans sektoral menjadi kepentingan negara, berfikir sektoral menjadi berfikir holistik, bertikdans ektoral menjadi bertindak terintegrasi, proyek menjadi program, program jangka pendek menjadi berkelanjutan dan lainnya.

Sejumlah alumni teknik kimia ITB itu menyampaikan beberapa pemikirannya, Selain Tatang Hernas Soeriawidjaya yang juga dosen senior Tekni Kimia ITB juga Murtono mantan Direktur Pertamina dan PT Numont, Ketua Pokda Kelompok Kerja (Pokja) Energi Agustanzil Syahroesjah, Ketua BKK-PII Nanang Untung, Koordinator Gugus Tugas Tonium di Pokja Energi serta lainnya.

Pada diskusi yang dipandu oleh Farhan yang juga alumni ITB itu berlangsung cukup komunikatif, masing-masing menyampaikan buah pikirannya terkait energi nasional.

Masing-masing menyampaikan hasil kajian lembaga masing-masing terkait energi baru terbarukan dan bio energi.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016