... belum lagi kalau beredar rumor kelangkaan BBM maka orang akan berbondong-bondong mencari dengan konsekuensi harga semakin tinggi...
Ambon, Maluku (ANTARA News) - Rencana pemerintah menerapkan kebijakan satu harga BBM di Indonesia perlu dikaji ulang karena bisa merugikan.

"Kalau menggunakan pendekatan kontinental bisa diterapkan, tetapi untuk sistem antarpulau dan pendistribusiannya sampai ke pulau terluar tentu membutuhkan biaya tinggi," kata anggota komisi B DPRD Maluku, Yulius Pattipeiluhu, di Ambon, Senin.

Sistem seperti ini juga dapat menimbulkan kerugian keuangan negara karena harus menanggung biaya transportasi menuju titik akhir distribusi, khususnya pada daerah terluar dan terjauh.

Maluku, Maluku Utara, Papua, dan beberapa provinsi lain di Indonesia memiliki wilayah dengan penyebaran pulau serta tantangan geografis-topografis yang tidak bisa dibilang mudah dan murah untuk ditanggulangi.

Pattipeiluhu mencotohkan harga BBM jenis bensin di Pulau Saparua saat ini mencapai Rp8.000 per liter, padahal secara geografis letak pulau itu dari Pulau Ambon tidak terlalu jauh.

Apalagi di Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku, yang begitu jauh dan harga BBM jenis bensin mencapai belasan ribu rupiah.

"Tidak mungkin ribuan ton BBM diangkut pesawat udara sehingga harganya bisa murah untuk daerah terpencil, belum lagi kalau beredar rumor kelangkaan BBM maka orang akan berbondong-bondong mencari dengan konsekuensi harga semakin tinggi," kata Pattipeiluhu.

Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016