Jakarta (ANTARA News) - Pimpinan Pusat Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PP PSNU) Pagar Nusa menyerukan kepada masyarakat Jakarta untuk belajar berdemokrasi secara sehat dengan berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua PP PSNU Pagar Nusa M Heru Taufiq, dalam pernyataan sikap menanggapi aksi turun ke jalan pada 4 November 2016, yang diterima di Jakarta, Kamis.

Heru mengimbau kepada segenap masyarakat untuk mengedepankan akal sehat dalam menyikapi dan mengikuti selurus proses Pilkada DKI 2017.

Untuk itu, PP PSNU Pagar Nusa mengutuk keras pihak-pihak yang dengan sengaja membawa aksi ini untuk tujuan-tujuan anarkis.

PP PSNU Pagar Nusa juga meminta pihak-pihak tersebut untuk berhenti melakukan agitasi gaya Timur-Tengah yang bisa menimbulkan kekerasan dan perang antar saudara.

"Kekerasan tersebut bagaimanapun tidak bisa dibenarkan oleh dalil apapun dalam Islam," kata Heru dalam pernyataan sikap tersebut.

Terkait pernyataan calon Gubernur DKI Jakarta yang menimbulkan kegaduhan politik, Heru menilai Basuki Tjahaja Purnama telah memohon maaf dan PP PSNU Pagar Nusa dapat menerima permintaan maaf tersebut.

Namun, PP PSNU Pagar Nusa meminta kepada pihak yang berwenang untuk memproses tuntutan hukum atas Basuki Tjahaja Purnama dengan seadil-adilnya.

Selain itu, PP PSNU Pagar Nusa meminta kepada Basuki Tjahaja Purnama agar berhenti dari kebiasaan ceroboh dalam mengeluarkan pernyataan di hadapan publik.

Secara keseluruhan, PP PSNU Pagar Nusa memerintahkan pada seluruh warga Pagar Nusa, tanpa kecuali, untuk tidak ikut serta dalam ajakan aksi 4 November 2016.

PP PSNU Pagar Nusa juga melarang disertakannya atribut, lambang, dan simbol yang berkaitan dengan Nahdlatul Ulama dalam aksi tersebut.

Pewarta: Satyagraha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016