Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antar bank di Jakarta pada Senin pagi turun 17 poin menjadi Rp13.085 per dolar AS.

"Meski melemah, fluktuasi mata uang rupiah relatif masih stabil. Salah satu faktor yang menjaga fluktuasi mata uang domestik itu yakni adanya penjagaan dari Bank Indonesia," kata analis pasar uang PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong.

Ia mengatakan bahwa menjelang rilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal ketiga 2016, pelaku pasar cenderung menahan transaksi menyusul sejumlah proyeksi bahwa pertumbuhan PDB akan relatif mendatar.

"Diharapkan, laju PDB dapat berada di atas lima persen sehingga membuka potensi bagi mata uang domestik kembali terapresiasi," katanya.

Selain itu, menurut dia, harga minyak mentah dunia yang masih di bawah level 50 dolar AS juga membuat mata uang komoditas seperti rupiah tertahan lajunya.

Harga minyak mentah jenis WTI pagi ini 44,51 dolar AS per barel dan Brent 45,97 dolar AS per barel.

Analis dari Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo menambahkan bahwa secara teknikal nilai tukar rupiah masih akan melemah terhadap dolar AS.

"Rupiah berpotensi menguji level Rp13.100 sampai Rp13.150 per dolar AS, tren itu juga didukung masih minimnya sentimen positif yang mampu menopang mata uang domestik," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016