Lebak (ANTARA News) - Sekitar 100.000 orang terserang diare dalam periode Januari-Oktober 2016 di Kabupaten Lebak, Banten, yang dipicu oleh rendahnya kesadaran berprilaku hidup bersih dan sehat.

"Kami mencatat kasus diare cukup tinggi dan masuk kategori 10 besar jenis penyakit yang dialami masyarakat," kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah di Lebak, Senin.

Sebagian besar pasien diare, terserang penyakit itu karena mengkonsumsi makanan tidak higienis atau bersih, tanpa mencuci tangan, atau memasak air belum mendidih. Faktor lainnya karena sanitasi buruk dan kurangnya kebersihan lingkungan.

Bahkan, masyarakat Kabupaten Lebak masih banyak ditemukan buang air besar (BAB) di kebun maupun daerah aliran sungai.

Untuk itu, pihaknya terus melakukan penyuluhan-penyuluhan kesehatan, mulai tingkat rukun warga hingga kecamatan agar membiasakan pola PHBS yang baik.

Disamping itu, warga jangan membuang air besar di kebun atau sungai karena penyebaran bakteri diare sangat berpotensi menular ke warga lain.

Apalagi saat ini memasuki musim penghujan sehingga rawan terhadap penyebaran kasus diare tersebut.

"Kami terus mengoptimalkan kegiatan sosialisasi kesehatan untuk mengurangi penularan kasus penyakit diare," katanya.

Menurut Firman, saat ini angka sanitasi di Kabupaten Lebak baru mencapai 58 persen dari jumlah penduduk 1,2 juta jiwa.

Sedangkan, sisanya sekitar 42 persen perlu ditingkatkan penggunaan sanitasi dan air bersih untuk meminimalisasi kasus diare.

Peningkatan sanitasi tersebut bisa dibantu melalui alokasi dana desa (ADD) maupun berbagai kegiatan satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Selain itu juga peran serta masyarakat memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas derajat kesehatan dengan membangun MCK secara swadaya maupun kebersihan lingkungan.

"Kami minta masyarakat membangun sanitasi secara swadaya juga menjaga kebersihan lingkungan," katanya.

Kepala Puskesmas Sobang Kabupaten Lebak Yosep mengatakan, pihaknya tak henti-hentinya melakukan penyuluhan PHBS di setiap pengajian, majelis taklim dan sekolah-sekolah, serta lingkungan masyarakat.

Petugas kesehatan juga membuka arisan jamban agar masyarakat tidak BAB disembarangan tempat.

"Kami berharap melalui penyuluhan kesehatan dapat menekan kasus penderita diare," katanya.

Pewarta: Mansyur
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016