Port-Au-Prince (ANTARA News) - Banjir menewaskan 10 orang di Haiti akhir pekan lalu, sebelumnya negara di kawasan Karibia itu diterjang badai bulan lalu, kata pejabat Kementerian Dalam Negeri, Minggu.

Sebanyak lebih dari 1.000 orang tewas akibat Badai Matthew yang turut merusak lahan garapan penduduk serta memicu wabah kolera di wilayah barat daya tersebut.

Musim badai akan berakhir akhir November, dilanjutkan dengan hujan deras yang berpotensi menyebabkan longsor, banjir, hingga menewaskan beberapa orang beberapa pekan setelah Badai Matthew.

Tujuh orang tewas di Kota Cap-Haitien, Haiti Utara akhir pekan ini, kata Albert Moulion, juru bicara Kementerian Dalam Negeri.

Tiga korban lainnya tewas di wilayah utara, timur laut, dan Grand Anse, tambahnya.

"Sebab kematian ketiganya berbeda-beda, tetapi semua terkait hujan," kata Moulion.

"Penduduk masih harus waspada mengingat cuaca mengindikasikan hujan akan terus turun".

Sebuah akun Twitter yang tampaknya milik Departemen Perlindungan Warga mengatakan, tiga korban itu adalah anak-anak.

Kantor Kepresidenan mengeluarkan pernyataan, Minggu, meminta masyarakat menunda aktivitasnya di laut dan mendorong warga untuk mengungsi.

"Presiden Mr. Jocelerme Privert prihatin atas banjir yang terjadi di Kota Cap-Haitien, wilayah sekitar, dan sebagian besar jalanan kota serta wilayah pemukiman," katanya.

"Ia menyesali banyak korban jatuh dan lahan pertanian yang rusak," tambahnya dikutip Reuters.

(KR-GNT)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016