Kelemahan pada triwulan tiga, adalah pengeluaran pemerintah. Tapi biasanya ini akan tumbuh pada akhir tahun, ada kenaikan besar-besaran, sesuai `track record`nya
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2016 akan lebih tinggi dari pencapaian triwulan III-2016 yang hanya mencapai 5,02 persen.

"Kita yakin pada triwulan empat, pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dari triwulan tiga," kata Darmin dalam acara Outlook Ekonomi Indonesia Tahun 2017 di Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2016 akan mendapatkan kontribusi dari sektor konsumsi pemerintah yang pada triwulan III-2016 justru tumbuh negatif dan tidak optimal dalam mendukung kinerja ekonomi.

"Kelemahan pada triwulan tiga, adalah pengeluaran pemerintah. Tapi biasanya ini akan tumbuh pada akhir tahun, ada kenaikan besar-besaran, sesuai track recordnya," katanya.

Selain itu, dari sisi lapangan usaha, Darmin mengharapkan sektor pertanian yang sedikit melemah pada triwulan III-2016, bisa tumbuh lebih baik menjelang akhir tahun, karena mulai ada masa panen.

"Sektor pertanian sedikit melambat, tapi di triwulan empat mulai ada panen pada November dan Desember. Sehingga kita percaya, pertumbuhan bisa lebih tinggi," ujarnya.

Dengan dua faktor pemicu tersebut, Darmin memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2016 bisa mencapai kisaran 5,2 persen-5,3 persen.

"Kita percaya bisa mencapai 5,2 persen-5,3 persen. Dengan demikian sepanjang tahun 5,1 persen. Susah melampaui 5,1 persen karena tinggal tiga bulan, dan tidak mungkin melakukan perubahan luar biasa," katanya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2016 sebesar 5,02 persen, sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi telah mencapai 5,04 persen.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) pada periode ini tumbuh paling tinggi yaitu 6,65 persen, diikuti konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,01 persen serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh 4,06 persen.

Sedangkan, konsumsi pemerintah justru mengalami kontraksi pada triwulan III-2016 atau tumbuh negatif hingga 2,97 persen, sama seperti ekspor yang tumbuh negatif 6,0 persen dan impor yang tumbuh negatif 3,87 persen.

Secara keseluruhan, konsumsi rumah tangga masih memberikan kontribusi terbesar terhadap struktur PDB di triwulan III-2016 yaitu mencapai 55,32 persen, diikuti PMTB 31,98 persen, ekspor 17,74 persen, konsumsi pemerintah 8,97 persen, konsumsi LNPRT 1,15 persen dan impor negatif 16,91 persen.

Pewarta: Satyagraha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016