Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat diharapkan bisa meningkatkan hubungan kerja sama antara Indonesia khususnya bidang perdagangan dengan Negeri Paman Sam tersebut.

"Kita mengharapkan tentunya hubungan kerja sama yang terjalin bisa meningkat pada waktu yang akan datang, dan kami meyakini bahwa hubungan dagang antar satu negara dengan yang lain akan tetap berlanjut," kata Enggartiasto dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Menurut Enggartiasto, dengan latar belakang Presiden Amerika Serikat terpilih itu merupakan seorang pengusaha, tentunya akan mempertimbangkan aspek-aspek ekonomi dalam pembentukan kebijakan. Meskipun, saat ini ada kecenderungan dari negara-negara di dunia yang melakukan proteksi.

Walau demikian, lanjut Enggartiasto, posisi Amerika Serikat dimata Indonesia merupakan mitra dagang yang sangat besar dan merupakan pasar tradisional untuk produk-produk ekspor dari dalam negeri. Pemerintah akan tetap berupaya mempertahankan dan meningkatkan perdagangan dengan pasar-pasar tradisional tersebut, dan membuka pasar-pasar baru yang potensial.

"Dengan kondisi ekonomi global yang seperti ini, kecenderungan negara-negara di dunia ini proteksionis. Jadi bukan hanya berlaku di Amerika Serikat. Kami akan melihat bagaimana perkembangan berikutnya, terlebih yang kami tunggu adalah kabinet ekonomi yang akan dipilih untuk mengisi kursi menteri-menteri ekonomi di Amerika Serikat," kata Enggartiasto.

Salah satu kebijakan atau kerja sama yang lahir pada saat pemerintahan Barack Obama adalah Trans Pacific Partnership (TPP). Baik Donald Trump dan Hillary Clinton, dalam kampanye pemilihan presiden lalu menyatakan bahwa keduanya tidak akan melanjutkan kerangka kerja sama tersebut.

"Trump, dalam kampanyenya tidak akan melanjutkan, catatannya, Hillary juga akan melakukan hal serupa. Tidak ada satu negara yang berani mengambil sikap soal TPP, bahkan Amerika Serikat sendiri," kata Enggartiasto.

Trump merupakan kandidat dari Partai Republik yang akhirnya unggul dalam penghitungan suara dan mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. Kemenangan Trump termasuk bersejarah, karena merupakan Presiden Amerika Serikat pertama yang tidak atau minim pengalaman di bidang politik.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016