Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Vietnam mengakui sekolah penerbangan Perkasa Flight School, yang dioperasikan PT Mitra Aviasi Perkasa. Mereka memberi sertifikat pengakuan itu, yang dilakukan Lembaga Otoritas Penerbangan Vietnam atau CAAV.

Direktur Jenderal CAAV, Lai Xuan Thanh, memberikan certificate of approval kepada CEO PT Mitra Aviasi Perkasa, Septo Sudiro, di Hanoi, Vietnam, Jumat. Calon-calon pilot perusahaan penerbangan Vietnam, di antaranya Vietnam Airlines dan Vietjet, dididik Perkasa Flying School.

Duta Besar Indonesia untuk Vietnam, Ibnu Hadi, menyampaikan penghargaan kepada CAAV dan pemerintah Vietnam atas pemberian sertifikat itu, yang turut menguatkan hubungan bilateral kedua negara.

"Dengan semakin berkembangnya industri penerbangan Vietnam, maka tiga maskapai Vietnam yang telah memesan ratusan pesawat Boeing dan Airbus, tentu memerlukan pilot-pilot yang dalam hal ini sebagian bisa dipenuhi Perkasa Flight School dan melatih calon-calon pilot dari Vietnam," ujar Hadi, dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat. 

Indonesia termasuk negara dengan industri penerbangan dengan pertumbuhan mencorong di Asia Pasifik. Dengan perkiraan 66 juta pemakai jasa penerbangan di Indonesia saban tahun, diperlukan banyak SDM pengawak, di antaranya tenaga pilot yang profesional. 

Sejalan dengan itu, sekolah-sekolah penerbangan di Tanah Air berdiri, baik dengan kemampua sendiri atau menggalang kerja sama dengan pihak di dalam dan luar negeri. 

Sudiro bangga atas pencapaian institusi yang dia pimpin, sebagai pengakuan akan mutu dan profesionalisne sekolah pilot Indonesia yang dapat bersaing dengan lembaga sejenis dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Australia. 

Keberhasilan Perkasa Flight School, kata dia, tidak lepas dari dukungan penuh Kedutaan Besar Indonesia di Hanoi dalam memfasilitasi dan menjembatani hubungan dan kerja sama.   

Menurut data CAAV, tingkat pertumbuhan pemakai jasa penerbangan di Vietnam mencapai 14,9 persen per tahun pada kurun 2010-2015. Dari sisi jumlah, angka itu adalah 63 juta orang setahun, yang terbagi 18 juta pemakai jasa penerbangan internasional dan 45 juta di sisi penerbangan domestik.

Pewarta: M Irfan Ilmie
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016