Bandung (ANTARA News) - Sebanyak 10 negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dipastikan menghadiri program pelatihan produksi vaksin bagi negara Islam di Kota Bandung, 16-18 November 2016 di Exhibition Room, Lantai 3 kawasan Bio Farma.

"Pelatihan produksi vaksin ini akan mendiskusikan tentang bagaimana memproduksi vaksin yang aman dan berkualitas. Pesertanya top perusahaan vaksin di negara masing-masing," kata Ketua Panitia Pelatihan Vaksin Negara Islam Rahman Rustan di Bandung, Jumat.

Rahman yang juga Coorporate Secretary PT Bio Farma (Persero) menyatakan sejumlah sesi akan membahas terkait isu kemandirian vaksin di kalangan negara-negara OKI.

Kegiatan yang digelar bersinergi dengan Kementerian Sekretariat Negara yang merupakan anggota Tim Koordinasi Nasional Kerja Sama Selatan Selatan dan Triangular, Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Kesepuluh negara yang akan hadir itu adalah Turki, Pakistan, Tunisia, Malaysia, Iran, Arab Saudi, Maroko, Senegal, Mesir dan Bangladesh.

Akan hadir pula lembaga dunia seperti WHO, UNICEF, IDB, Strategic Economic and Social Research and Training Centre for Islamic Countries (SECRIC) yang berpusat di Turki serta Global Aliance for Vaccines and Immunisation (GAVI) yang berpusat di Jenewa.

"Ini program pelatihan produksi vaksin bagi negara Islam kedua, sebelumnya digelar di Iran tahun 2015," kata Rahman.

Pertemuan kedua ini menurut dia mengusung dua tema berbeda, dimana pertemuan pertama mengusung satu tema sedangkan pada pertemuan kedua mengusung tema global.

Indonesia menjadi tuan rumah merujuk pada hasil rapat pertemuan Menteri Kesehatan OKI di Istanbul Turki pada November 2015.

Selain digelar program itu yang digelar di Kompleks PT Bio Farma, juga akan digelar pertemuan terbatas kelompok produsen vakin negara Islam (Vaccine Manufacturers Group) pada 14-15 November 2016.

Sebagai narasumber acara pelatihan akan dihadirkan perwakilan dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Ditjen P2P Kemenkes dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Selain itu, dari The Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), World Health Organization (WHO) Jakarta dan Bio Farma, serta sharing session dari produsen vaksin Negara Senegal.

Para peserta akan mendapatkan materi kelas pada Selasa dan peninjauan industri vaksin pada keesokan harinya. Sedangkan pada hari terakhir akan melakukan kunjungan ke produsen farmasi herbal di Kota Bandung.

"Mereka memiliki ketertarikan kepada farmasi herbal, dan kami akan menunjukkan ke indutri obat herbal di Bandung," kata Rahman.

Sinergi dengan Negara Islam bidang pengelolaan dan Produksi Vaksin ini sejalan dengan program Nawacita nomor enam yaitu meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar Internasional.

Industri vaksin Indonesia bisa dipasarkan secara massif di dunia sekaligus mendorong kemajuan negara-negara Islam.

"Pada akhirnya, workshop ini diharapkan menghasilkan pemikiran-pemikiran dalam mentransformasikan dan kemandirian negara Islam dalam memproduksi vaksin," kata Rahman.

Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016