McMurdo Station, Antartika (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri John Kerry menjadi pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) pertama yang mengunjungi Antartika pada Jumat (11/11).

Kunjungan bersejarah Kerry, salah satu kunjungan terakhirnya sebagai diplomat tertinggi AS, dilakukan dua pekan setelah kesepakatan internasional 28 Oktober yang membentuk kawasan perlindungan laut terluas di dunia.

Setibanya di McMurdo Station, pusat penelitian Amerika Serikat di Antartika, Kerry keliling McMurdo Dry Valleys setelah kunjungan terjadwal ke Kutub Selatan dibatalkan karena cuaca buruk.

Kepala diplomat AS tersebut, yang akan meninggalkan posisinya pada 20 Januari setelah Donald Trump mengambil alih pemerintahan, menolak mengomentari kemenangan Trump dalam pemilihan presiden.

Dia menyinggung penolakan presiden terpilih dari Partai Republik itu terhadap isu terkait ilmu iklim, tetapi mendesak warga menuntut aksi yang lebih tegas dari perwakilan terpilih mereka untuk membatasi emisi.

Terlepas dari pakta penyelamatan iklim bersejarah yang disepakati di Paris tahun lalu, Kerry mengatakan kepada para ilmuwan dan anggota staf di Antartika bahwa "kita belum memenangkan pertempuran."

"Kita memerlukan lebih banyak gerakan," kata Kerry.

"Kita perlu melibatkan lebih banyak orang," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Awal pekan ini, saat berada di Selandia Baru, sebelum melakukan perjalanan ke Antartika, Kerry mengucapkan selamat kepada presiden terpilih Donald Trump.

Kerry, yang tekun bekerja mengenai isu-isu seperti perubahan iklim untuk pemerintahan Obama, mengatakan tantangan-tantangan kebijakan yang dihadapi Amerika Serikat tidak berubah karena pemilihan.

Pekan depan Kerry dijadwalkan menghadiri konferensi iklim global di Maroko, yang akan membahas pelaksanaan kesepakatan iklim Paris.

"Saya akan punya banyak hal untuk dikatakan mengenai Antartika dan perubahan iklim ketika saya sampai ke Marrakesh," kata Kerry kepada para reporter di Christchurch, Selandia Baru.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan Kerry akan menyampaikan pidato "menyoroti pentingnya mengatasi perubahan iklim dan melanjutkan tindakan iklim ambisius di seluruh dunia."(kn)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016