Washington/New York (ANTARA News) - Presiden terpilih Donald Trump mulai membentuk tim transisi pemerintahan sebelum dia dilantik 20 Januari  tahun depan. Trump ditantang untuk mewujudkan janji-janji kampanyenya yang umumnya kontroversial, namun belakangan dia sepertinya akan pragmatis.

Mengutip Reuters, selama kampanye Trump berjanji akan memangkas pajak, mengendalikan imigrasi dan mencabut undang-undang layanan kesehatan yang ditandatangani Barack Obama yang biasa disebut Obamacare.

Ironisnya, dalam wawancara dengan Wall Street Journal dan CBS, Trump menyatakan dia terbuka untuk tetap mempertahankan beberapa prinsip dalam Obamacare.

Bahkan James Woolsey, mantan direktur CIA yang menjadi penasihat Trump dalam kebijakan luar negeri, menyatakan ada kompromi mengenai pembangunan tembok perbatasan dengan Meksiko.

Dalam menyusun kabinet, media massa dan analis AS memperkirakan bahwa Trump akan memilih orang-orang yang paling loyal kepadanya sebagai menteri dan pos-pos pemerintahan lainnya, seperti mantan calon wakil presiden Sarah Palin.

Namun, kabarnya Trump akan memplot Senator Republik Kelly Ayotte yang menjaga jarak dari Trump selama kampanye, sebagai calon menteri pertahanan, tulis Washington Post. Namun tim kampanye Trump menyebutkan bahwa Senator Alabama Jeff Sessions adalah juga calon menteri pertahanan, sedangkan bekas ketua DPR Newt Gingrich akan dipasang sebagai menteri luar negeri. dan Jenderal purnawirawan Michael Flynn sebagai kepala penasihat keamanan.

Mantan wali kota New York Rudy Giuliani dan bekas bakal calon presiden Republik Ben Carson juga disebut-sebut akan masuk kabinet.

Trump juga ternyata diperkirakan akan memilih para birokrat menjadi tim ekonominya, seperti David Malpass, bekas pejabat departemen keuangan dan departemen luar negeriu, serta Paul Atkins, bekas pejabat Komisi Sekuritas SEC.

Kemenangan Trump telah memaksa Presiden Barack Obama menurunkan ambisinya dalam bulan-bulan terakhir pemerintahannya. Obama akan bertemu dengan sekutu-sekutu utama AS di Eropa dan Asia pekan depan dalam upaya terakhirnya mendapatkan persetujuan Kongres bagi perjanjian dagang Trans-Pasifik sebelum lengser.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, mitra TPP, akan bertemu dengan Trump pekan depan di New York. Trump juga harus menerima permintaan bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande.

Namun Presiden Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker justru pesimis terhadap kebijakan selama proses transisi Trump. "Saya kira kita akan menyianyiakan waktu selama dua tahun sebelum Tuan Trump keliling dunia yang tidak dia kenal," kata Juncker seperti dikutip Reuters.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016