Jakarta (ANTARA News) - Penumpang di Stasiun Gambir Jakarta Pusat mengeluhkan ketidakjelasan waktu keberangkatan kereta yang akan dinaikinya dan harus menunggu hingga berjam-jam.

Salah satu penumpang Kereta Bima tujuan Surabaya dan Malang, Rushana (46), mengatakan tidak mengetahui keberangkatan keretanya dan penyebab terlambatnya kereta.

"Tadi saya sudah tanya petugas, tapi tidak tahu jam berapa berangkatnya," ujar dia di Stasiun Gambir, Senin.

Ia menuturkan kemarin malam, Kereta Purwojaya yang ditumpanginya menuju Jakarta juga terlambat selama enam jam, tetapi ia mengaku tidak mendapat kompensasi.

Penumpang Kereta Argo Sindoro tujuan Semarang, Ida (42) juga mengeluhkan tidak adanya pengumuman resmi keberangkatan kereta sehingga tidak ada kepastian.

"Saya mau ganti kereta tapi antriannya tadi panjang sekali, jadi yasudah saya tunggu saja," tuturnya

Wanita berjilbab itu berharap setidaknya terdapat pengumuman keberangkatan dan penyebab keterlambatan karena terdapat kabar yang simpang siur.

"Tadi pagi dari Pekalongan juga telat ke sini, tidak ada pengumuman, tidak tahu alasannya, hanya minta maaf saja," ujarnya.

Sementara penumpang dari Bandung, Kris (45) mengatakan ia berganti kereta berangkat siang ini dari yang direncanakan berangkat tadi malam, tetapi saat ingin berganti kereta, loket sudah tutup sehingga harus rela tidak mendapatkan uang ganti.

Menanggapi hal tersebut, Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta Sapto Hartoyo menuturkan petugas lapangan tidak mengetahui informasi kedatangan kereta dengan pasti sehingga tidak dapat memberikan informasi kepada penumpang.

"Informasi ada di pusat pengendalian dan petugas lapangan memang kurang sosialisasi jadi tidak tahu," katanya.

Untuk penumpang yang ingin berganti kereta atau membatalkan perjalanan, tetapi loket sudah tutup, ujar Sapto, dapat menghungi kepala stasiun untuk meminta bantuan.

Pihaknya juga meminta maaf atas semua keterlambatan kereta dan menyebut telah berusaha semaksimal mungkin untuk menangani masalah tersebut.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016