Akan ada unsur-unsur tertentu dari temperamen dia yang tidak akan membuat dia nyaman, kecuali dia mengakui dan memperbaikinya
Washington (ANTARA News) - Presiden terpilih Donald Trump harus selalu siap untuk panggilan telepon cepat (siaga 24 jam) dan harus menyesuaikan temperamennya manakala dia harus menghadapi realitas dalam tugas barunya sebagai presiden pada 20 Januari, kata Presiden Barack Obama seperti dikutip Reuters.

Dalam jumpa pers di Gedung Putih, Obama mengatakan Trump yang suka nyablak tidak bisa lagi bicara blak-blakan seperti selama kampanye calon presiden lalu yang secara mengejutkan dia menangkan setelah mengalahkan kandidat Demokrat Hillary Clinton.

Dengan hati-hati memilih kata, Obama memberikan nasihat kepada penggantinya itu yang selama kampanye berulang kali mengutarakan pesan-pesan partisan.

"Kantor (kepresidenan) ini punya cara untuk membangunkan orang. Aspek-aspek posisi atau predisposisi dia yang tidak bersambungan dengan realitas, dia akan segera terguncang karena realitas punya cara dalam menegaskan jati dirinya," kata Obama seperti dikutip Reuters.

Obama dan Trump bertemu di Ruang Oval pekan lalu untuk memulai transisi kekuasaan. Obama berkata bahwa Trump akan pragmatis dan tidak akan mendekati masalah yang dihadapi AS dari perspektif ideologis.

"Akan ada unsur-unsur tertentu dari temperamen dia yang tidak akan membuat dia nyaman, kecuali dia mengakui dan memperbaikinya," kata Obama.

"Karena ketika Anda jadi calon dan Anda bilang sesuatu itu tidak akurat atau kontroversial maka itu tidak begitu berdampak dibandingkan ketika Anda saat menjabat Presiden Amerika Serikat. Semua orang di dunia memperhatikan. Pasar bergerak," sambung Obama.

Obama menolak mengomentari langkah Trump menunjuk tokoh sayap kanan Stephen Bannon sebagai kepala strategisnya dengan menyatakan dia tidak pantas mengomentari penunjukkan anggota kabinet oleh Trump.

Namun  Obama yang pernah mengkritik temperamen Trump selama kampanye, menyatakan adalah penting bagi Trump untuk mengirimkan sinyal kesatuan setelah kampanye berdarah-darah sebelum Pemilu 8 November lalu.

"Saya berbesar hati atas pernyataan dia pada malam Pemilu lalu mengenai perlunya persatuan, dan tekadanya menjadi presiden untuk semua orang. Pada Pemilu yang begitu panas dan begitu memecah belah seperti ini, bahasa tubuh itu penting," demikian Obama seperti dikutip Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016