Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Pelayaran rute Meulaboh (Kabupaten Aceh Barat) menuju Sinabang (Kabupaten Simeulue), Provinsi Aceh kembali normal setelah sempat terhenti akibat cuca buruk melanda perairan jalur lintasan kapal ferri.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pelebuhan Penyeberangan Meulaboh, Zulkifli, di Meulaboh, Selasa, mengatakan, pelayaran sudah kembali aktif meskipun cuaca di wilayah perairan Samudera Hindia-Indonesia belum begitu normal.

"Setelah terhenti pada pekan lalu karena cuaca buruk, kapal ferri kembali melayani sudah dua kali, artinya sejak Jumat (11//11) sudah mulai aktif sesuai dengan petunjuk pihak terkait. Untuk hari ini keberangkatan terjadwal seperti biasa,"sebutnya.

Jadwal pelayaran trayek Meulaboh-Sinabang mengunakan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang, melayani pegangkutan tiga kali dalam satu minggu, yakni hari Selasa, Jumat dan Minggu, keberangkatan feri pukul 14.00 WIB.

Zulkifli menyampaikan, pegangkutan penumpang menuju daratan Simeulue sebelumnya terhenti selama dua kali trip akibat perairan lintasan kapal ferri dilanda cuaca ekstrim sehingga kapal terpaksa merapat terhenti di pelabuhan Sinabang.

Bukan hanya keberangkatan dari pelabuhan penyeberangan Meulaboh, namun kondisi serupa juga terjadi untuk trayek Labuhan Haji (Kab Aceh Selatan)-Sinabang, dan trayek pelabuhan Singkil (Kabupaten Aceh Singkil), sebab untuk Surat Izin Pelayaran (SIP) ditentukan oleh Kesyahbandar Meulaboh.

"Penumpang sudah terangkut semua hari itu juga, termasuk kendaraan mobil angkutan barang. Untuk kapasitas KMP Teluk Sinabang ini memang terbatas, namun untuk trayek Meulaboh-Sinabang tidak begitu membludak,"jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, untuk kebarangkatan Selasa (15/11) muatan kapal masih normal, artinya jumlah penumpang yang berangkat normal dengan jumlah kendaraan 17 unit mobil kecil dan 12 unit kendaraan mobil angkutan barang.

Zulkifli menyampaikan, batas maksimum KMP Teluk Sinabang adalah mengangkut 200 orang penumpang, 12 unit kendaraan besar seperti mobil barang dan 14 unit kendaraan kecil seperti mobil pribadi termasuk kendaraan roda dua.

Sementara puncak lonjakan pernah terjadi pada satu keberangkatan pada Oktober 2016 dengan jumlah penumpang mencapai 300 orang lebih, namun karena tonase kapal feri terbatas maka disesuaikan dengan jumlah daya tampung kapal.

"Saat ini rata-rata penumpang 30-40 orang per keberangkatan, kemudian ditambah kendaraan lagi. Namun ketika terjadi lonjakan penumpang maka kendaraan kita batasi sesuai kapasitas muatan kapal demi keselamatan bersama," katanya menambahkan.

Pewarta: Anwar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016