Batam (ANTARA News) - Badan Pengusahaan Batam mengunjungi sebuah kawasan industri di Jepang dan berupaya terus menarik minat investor negara tersebut untuk menanamkan modalnya di Batam.

"Kami pada 14 November kemarin mengunjungi sebuah perusahaan yang bergerak di bidang Green Industry di Tochigi, dekat Tokyo, Jepang, yaitu Finetech," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono dalam siaran persnya, Selasa.

Kunjungan BP Batam tersebut dipimpin Anggota 5/Deputi Bidang Pelayanan Umum BP Batam, Gusmardi Bustami sebagai upaya proaktif menarik investasi dari Jepang kembali, yang belakangan mengalami penurunan.

Finetech adalah perusahaan bergerak di bidang pengembangan pembangkit listrik ramah lingkungan dengan solar panel, pengolahan limbah serta pengolahan minyak kelapa sawit.

Kunjungan BP Batam ke Pusat Riset dan Pengembangan perusahaan tersebut diterima langsung Presiden dan CEO Finetech, Motoyuki Okada bersama dengan seluruh tim manajemennya.

"Dalam diskusi yang berlangsung hangat tersebut, Okada menyatakan minatnya bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang ada di Batam untuk pengadaan 1,8 MW tenaga listrik. Nilai investasi sebesar 400 juta Yen atau lebih dari Rp50 Miliar," kata dia.

BP Batam, kata dia, menyambut baik investasi yang bergerak dibidang usaha ramah lingkungan.

"Untuk itu kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian ESDM serta PLN Bright untuk implementasi investasi ini," kata dia.

Pada 15 November 2016 BP Batam yang dipimpin Gusmardi Bustami, bekerjasama dengan KBRI Tokyo, BKPM di Tokyo, Pemerintah Kota Yokohama dan koran ternama Nikkan Kogyo Shimbun menyelenggarakan promosi dan temu bisnis dengan sekitar 100 pengusaha Jepang yang berdomisili di Yokohama, Jepang, sebagai upaya untuk menarik investor Jepang ke Batam.

Acara tersebut dihadiri oleh Deputy Chief Mission (DCM) Ben Perkasa Drajat, Kepala BKPM di Tokyo Saribua Siahaan, General Manager Yokohama Rubber, Tetsuya Tamaki yang membagikan pengalamannya berinvestasi di Batam serta Kepala Pemasaran Gallant Venture untuk Batamindo Industrial Park Admund Lai.

Dalam paparannya kepada pengusaha-pengusaha yang mayoritas bergerak di bidang manufaktur ini, Gusmardi menjelaskan, mengenai beberapa perubahan kebijakan dalam investasi. Pemerintah Indonesia saat ini banyak memberikan lebih banyak kemudahan dan keterbukaan untuk investasi asing.

Seperti BP Batam sebagai satu-satunya kota di luar Jakarta yang telah mengaplikasikan sistem investasi 3 jam (i23J) yang telah melahirkan 1 investasi baru dari Australia baru-baru ini yang mempunyai nilai investasi sebesar Rp50 Miliar.

Gusmadi berharap, hal ini akan diikuti juga oleh investasi baru dari Jepang yang dapat menggunakan kemudahan ini.

"Saat ini, tercatat 40 perusahaan dari Jepang dengan investasi sebesar 384 Juta dolar AS yang beroperasi di Batam. Namun tidak sepenuhnya 100 persen langsung dari Jepang karena sebagian perusahaan tercatat merupakan joint venture dengan negara lain maupun terdaftar atas negara lain seperti Singapura," kata dia.

Jepang merupakan negara ketiga dengan nilai investasi terbesar setelah Singapura dan Hongkong pada 2015 dengan nilai 47 Juta dolar AS.

Pewarta: Larno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016