Beirut (ANTARA News) - Serangan-serangan udara dan bom barel dari pasukan pemerintah Suriah menghantam kawasan permukiman Aleppo timur yang dikuasai pemberontak pada Selasa (15/11), untuk pertama kalinya dalam hampir sebulan menurut kelompok pemantau.

"Pesawat rezim melancarkan serangan-serangan dan menjatuhkan bom-bom barel ke sejumlah kawasan di bagian timur Aleppo untuk pertama kalinya sejak 18 Oktober," kata Rami Abdel Rahman, direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Seorang fotografer kantor berita AFP di wilayah timur kota itu menyatakan bahwa kawasan Sakhur dan Masakan Hanamo terkena serangan.

Serangan bom tersebut menewaskan ratusan orang, termasuk warga sipil, dan menghancurkan infrastruktur.

Serangan tersebut dilancarkan saat Moskow menyatakan bahwa beberapa pesawat yang lepas landas dari kapal induk Admiral Kuznetsov Rusia di Mediterania timur melancarkan serangan pertama mereka di Suriah, di Provinsi Idlib dan Homs.

Pengeboman di Aleppo timur mengakhiri periode yang relatif tenang bagi lebih dari 250.000 orang yang tinggal di wilayah terkepung yang dikuasai pemberontak di kota itu.

Moskow pada 18 Oktober mengumumkan penghentian serangan udara di Aleppo menjelang gencatan senjata singkat, dan serangan rezim Suriah di wilayah timur juga mereda sejak saat itu.

Masa tenang tersebut berlangsung setelah masyarakat internasional mengecam serangan besar yang dilancarkan oleh pasukan Suriah dan Rusia pada 22 September dalam upaya merebut kembali kota Aleppo timur.

Moskow mengorganisir beberapa gencatan senjata singkat yang ditujukan untuk mendorong warga dan pemberontak yang menyerah meninggalkan Aleppo Timur, tapi hanya sedikit yang melakukannya.

Tidak ada bantuan yang masuk ke kota itu karena wilayah itu dikepung pasukan pemerintah pada pertengahan Juli, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengingatkan pada Kamis bahwa mereka menyalurkan sisa ransum makanan terakhir ke distrik-distrik pemberontak.

Pada Minggu warga di bagian timur menerima pesan singkat dari tentara, yang mengingatkan pemberontak untuk meninggalkan daerah itu dalam 24 jam.

"Mereka yang ingin menyelamatkan hidup mereka harus meletakkan senjata dan keselamatan mereka akan dijamin. Setelah akhir periode ini, serangan strategis yang direncanakan akan dimulai," demikian bunyi pesan itu sebagaimana dikutip kantor berita AFP.

Aleppo, yang dulu merupakan pusat ekonomi Suriah, terkoyak perang sejak protes anti-pemerintah pada Maret 2011. Daerah itu terbagi dua, bagian barat yang dikendalikan pemerintah dan bagian timur yang dikuasai pemberontak sejak pertengahan 2012.(kn)



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016