Lapangan kerja di Indonesia selama ini sangat sedikit, sementara di dunia internasional profesi (di bidang, red.) kelautan banyak dibutuhkan."
Semarang (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengajak kalangan perguruan tinggi negeri (PTN) yang ada di berbagai daerah untuk mendirikan sekolah vokasi maritim.

"Lapangan kerja di Indonesia selama ini sangat sedikit, sementara di dunia internasional profesi (di bidang, red.) kelautan banyak dibutuhkan," katanya di Semarang, Jateng, Kamis.

Hal itu diungkapkannya usai membuka "1st International Conference on Maritime Education and Training (ICMET) 2016" yang diprakarsai Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang.

Budi menyebutkan Filipina bisa mempekerjakan pelaut sampai 400-500 ribu orang, namun di Indonesia masih kurang dari 100 ribu pelaut, padahal jumlah penduduk Indonesia lebih banyak.

"Angkatan kerja di Indonesia banyak yang belum bekerja, banyak juga yang putus sekolah di bawah SMA. Namun, kebutuhan kerja ada. Makanya, kami mendirikan sekolah vokasi," ujarnya.

Menurut dia, setidaknya ada dua model sekolah vokasi, yakni model pertama yang didirikan di bawah naungan sekolah kemaritiman di bawah Kementerian Perhubungan, seperti PIP Semarang.

Kedua, kata dia, dengan mengajak kerja sama universitas-universitas, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Diponegoro (Undip), dan universitas lainnya.

"Kalau di Yogyakarta, ya, nanti bekerja sama dengan UGM, di Semarang dengan Undip, di Solo dengan Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Surabaya dengan Universitas Airlangga," tuturnya.

Pendidikan yang ditempuh, lanjut dia, cukup dua minggu sampai satu bulan namun sudah bisa mencetak pelaut yang produktif untuk "job" (bagian kerja) tertentu di bidang kelautan.

Ia juga meminta pemerintah daerah ikut mendorong siswa-siswa di daerahnya untuk bisa disekolahkan di sekolah vokasi maritim itu agar sekaligus bisa membantu menyerap tenaga kerja.

Lulusan-lulusan pelaut yang nantinya dihasilkan dari sekolah-sekolah vokasi itu bisa menghasilkan devisa yang besar bagi negara dengan besarnya penghasilan yang mereka dapatkan.

"Memang pekerjaan besar (bagi Kemenhub, red.). Di satu sisi, bagaimana mengatur agar bisnis dan pelayanan transportasi harus bagus, namun juga bisa mengangkat kejayaan di bidang maritim," tambahnya.

Budi menargetkan setiap tahunnya ada 500 ribu lulusan sekolah-sekolah vokasi kemaritiman itu dan mereka sudah bisa langsung bekerja dengan sejumlah kompetensi yang didapatkannya.

Saat ini, kata dia, sudah ada 20 lembaga pendidikan kelautan di bawah Kemenhub yang membuka sekolah vokasi, dan diharapkan semakin bertambah seiring kerja sama dengan universitas.

"Maunya semakin tambah dengan kerja sama universitas-universitas itu. Ya, jadi 30-40 sekolah vokasi. Makanya, kami juga minta pemda dan universitas untuk mencarikan siswanya," tegas Menhub.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016