Jakarta (ANTARA News) - Polri masih memeriksa dan mendalami kemungkinan keterkaitan lima teroris yang ditangkap di Jakarta dan Bekasi hari ini dengan kelompok yang melakukan pengeboman di Samarinda, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu.

"Nanti kita tunggu hasil dari pemeriksaan paling tidak dalam 1x24 jam," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jumat.

Boy mengatakan lima terduga teroris yang ditangkap di Jakarta dan Bekasi itu merupakan satu kelompok, sementara kemungkinan keterkaitan mereka dengan kelompok Juhanda (Samarinda) masih terus diselidiki dalam pemeriksaan terhadap mereka.

Polri sendiri membenarkan pihaknya telah melakukan penangkapan 5 orang terduga teroris di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada hari ini (Jumat, 18/11).

"Terkait masalah dugaan penangkapan teroris yang baru bisa kami sampaikan adalah benar hari ini pada pukul 11.00 WIB, ada sejumlah penangkapan di beberapa tempat, di daerah Bekasi, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat dugaan keterlibatan 5 orang ini masih didalami oleh penyidik," kata Boy.

Menurutnya, penangkapan 5 orang ini memang merupakan hasil penyelidikan yang telah berlangsung lama dari tim Densus 88.

"Sementara informasi yang kami terima dari Densus 88 pemeriksaan masih berjalan, inisialnya macam-macam ada WW, S, AU, R, dan D," tuturnya.

Sementara dalam kasus pengeboman di Gereja Oikumene, Samarinda, Polri ini telah menetapkan 5 tersangka.

Peristiwa ledakan bom di halaman Gereja Oikumene, Jalan Cipto Mangunkusumo Nomor 32 RT 03, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang, Kalimantan Timur, pada Minggu (13/11) mengakibatkan empat orang anak dan balita mengalami luka serius, bahkan seorang korban di antaranya bernama Intan Olivia Marbun yang berumur 2,5 tahun meninggal dunia.

Akibat peristiwa tersebut, tubuh Intan mengalami luka bakar 70 persen dan infeksi saluran pernapasan. Balita malang itu akhirnya meninggal ketika menjalani perawatan intensif di RSUD AW Sjahranie Samarinda, Senin (14/11).

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016