Kami telah mengeluhkan banyak hal mengenai kondisi di Malaysia, tapi kami tak bertindak, jadi ini adalah waktunya buat kami untuk menyampaikan apa yang salah dengan Malaysia."
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Pawai terbuka yang melibatkan puluhan ribu pemrotes berakhir secara damai di depan Menara Kembar Petronas di Malaysia pada Sabtu sore.

Pada puncak kegiatan kelompok yang menamakan diri gerakan "Bersih" bertujuan mendorong terbentuknya pemerintah yang bersih dan pemilihan umum, lapor Xinhua/OANA.

Pemrotes, yang terutama terdiri atas etnik Tionghoa tapi juga meliputi orang Melayu dan India, mengenakan kaus kuning dan membawa spanduk serta bendera nasional Malaysia. Mereka meneriakkan slogan seperti "Bersih, Bersih" ketika berpawai melalui jalan-jalan.

Polisi Malaysia telah menyebut pawai terbuka itu tidak sah karena kegiatan semacam itu memerlukan izin dari Balai Kota Kuala Lumpur, dan menahan selusin orang pada hari yang sama, termasuk penyelenggara dari gerakan "Bersih" serta kelompok anti-Bersih "kaus merah".

Banyak polisi terlihat berjaga-jaga pada pagi hari di sekitar jalur protes yang direncanakan, yang meliputi Dataran Merdeka.

Polisi juga memasang barikade guna mencegah pemrotes memasuki bundaran tersebut, menutup beberapa jalan utama dan mengerahkan truk "meriam air", demikian laporan Xinhua. Di satu tempat, kondisi sangat tegang, sementara beberapa penyelenggara berunding dengan polisi mengenai cara mencegah terjadinya bentrokan.

Setelah gagal memasuki lapangan, pemrotes naik kereta untuk berkumpul di luar Menara Kembar Petronas, tempat beberapa pemimpin protes berpidato.

"Kami telah mengeluhkan banyak hal mengenai kondisi di Malaysia, tapi kami tak bertindak, jadi ini adalah waktunya buat kami untuk menyampaikan apa yang salah dengan Malaysia," kata Ainina Sofia, seorang mahasiswa yang berusia 20 tahun dari Universitas Islam Internasional Malaysia.

Polisi memperkirakan di dalam satu pernyataan bahwa sebanyak 15.500 pendukung gerakan "Bersih" dan 2.500 "kaus merah" telah ikut dalam pawai masing-masing kelompok.
(Uu.C003)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016