Yogyakarta (ANTARA News) - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi juara umum dan  berhasil mengalahkan kompetitornya dari Harvard Law School. UGM mengalahkan Harvard Law School pada Foreign Direct Investment International Arbitration Meet (FDI), di Argentina.

"UGM berhasil meraih gelar juara umum atau Overall Highest Team Ranking berdasarkan penilaian pada penampilan di oral rounds serta written memorials," kata Dekan Fakultas Hukum UGM, Sigit Riyanto, saat menerima delegasi UGM, di Kampus Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, Senin.

Ia menjelaskan, kegiatan  di Universidad Buenos Aires, Argentina, pada 3-6 November lalu itu, juga diikuti beberapa kampus ternama lainnya, di antaranya Paris Bar School, King's College London, dan NALSAR University of Law.

Menurut dia, hasil tersebut merupakan prestasi tertinggi pertama kali yang berhasil dicapai dalam ajang FDI itu. Sebab FDI merupakan kompetisi arbitrase semu paling bergengsi di kancah internasional dalam bidang hukum investasi internasional.

"Para mahasiswa ini telah mengharumkan nama UGM dan juga Indonesia di tingkat internasional dalam kompetisi yang diikuti oleh hampir seluruh sekolah hukum terkemuka di dunia," katanya.

Pada tahun ini, kata Riyanto, kompetisi mengambil tema sengketa mengenai investor asing yang merasa investasinya diekspropriasi pemerintah negara.

Masing-masing tim harus mempersiapkan dua memorials, satu untuk pihak investor sebagai claimant dan satu lagi untuk pihak pemerintah sebagai respondent, ujar salah satu delegasi UGM, Amelia Rohana Sonang.

Dalam kompetisi ini, UGM diwakili tujuh orang mahasiswa Fakultas Hukum.

Menurut pendamping delegasi UGM, Tomi S Utomo, para mahasiswa sejak awal masa persiapan telah mempersiapkan diri dengan matang. Karena itu, prestasi yang diraih kali ini tidak menjadi sesuatu yang mengherankan.

Tomi berharap, prestasi ini dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan di waktu-waktu ke depan, serta menjadi teladan bagi mahasiswa lain untuk dapat membawa kebanggaan bagi UGM dan bagi bangsa Indonesia.

"Saya harap ini bisa jadi contoh juga untuk yang lain. Ketika para mahasiswa ini menghadapi berbagai tantangan sebelum berangkat, saya melihat bahwa mereka bukanlah mahasiswa yang sekadar kuliah saja, tapi juga bisa menjadi pengentas masalah bagi masyarakat," katanya. 

Pewarta: RH Napitupulu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016