Beijing (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi Tiongkok dapat terus melambat pada 2017 menjadi 6,5 persen sebelum mungkin keluar dari posisi terbawahnya pada 2018, sebuah laporan baru menunjukkan pada Senin.

Karena ekonomi Tiongkok menunjukkan tanda-tanda stabilisasi selama tiga kuartal pertama dengan tingkat pertumbuhan 6,7 persen, tingkat sepanjang tahun juga dapat mencatat kecepatan yang sama, menurut laporan Renmin University of China (RUC), lapor Xinhua.

"Tahun 2017 akan menjadi tahun ketika perekonomian Tiongkok terus melakukan proses bottoming," Mao Zhenhua, ketua lembaga riset ekonomi RUC, mengatakan ketika memberikan laporan, yang meramalkan bahwa pertumbuhan pada 2017 lebih lanjut dapat menurun menjadi 6,5 persen sebelum mungkin "rebound" pada 2018.

Dalam jangka menengah dan panjang, bonus dari globalisasi, industrialisasi dan pertumbuhan populasi besar berkelanjutan selama lebih dari tiga dekade, namun mereka telah berkurang ke tingkat yang berbeda, kata Mao.

Mao menambahkan bahwa permintaan eksternal tidak akan pulih secara substansial dalam jangka pendek, karena ketidakpastian di Amerika Serikat dan efek Brexit.

Pemerintah telah menetapkan kisaran target pertumbuhan 6,5-7 persen untuk 2016. Pada 2016-2020, Tiongkok harus merealisasikan pertumbuhan tahunan rata-rata minimal 6,5 persen untuk memenuhi tujuan menggandakan pendapatan residensial dan PDB 2010.
(Uu.A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016