Trenggalek (ANTARA News) - Jalur utama Trenggalek-Ponorogo pada Kilometer 16 Desa Nglinggis, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur masih berpotensi mengalami longsor susulan akibat kondisi tebing bukit yang labil.

"Normalisasi hari ini hanya bersifat sementara. Selama kondisi tebing masih seperti itu dan hujan terus mengguyur, longsor masih mungkin terjadi lagi," kata Atik, warga setempat yang juga pemilik warung makan di sekitar lokasi.

Saat ini, arus lalu lintas kendaraan kembali normal setelah sebelumnya sempat putus total akibat guguran material longsor yang menutup badan jalan.

Namun menurut keterangan saksi mata, guguran kecil masih terpantau beberapa kali terjadi sehingga membahayakan pengguna jalan maupun kendaraan.

"Kami mengimbau warga dan pengendara untuk berhati-hati," kata Kapolsek Tugu AKP Bambang Purwanto.

Ia mengatakan, longsor di jalan nasional Trenggalek-Ponorogo Km 16 sudah sekian kali terjadi.

Aktivitas normalisasi jalur sejauh ini hanya dilakukan dengan menyingkirkan material longsor yang menutup jalan, tanpa menyentuh sisi tebing yang masih labil.

"Terlalu berisiko, ketinggian tebing bisa mencapai 150 meter dan itu butuh proyek besar jika harus ditangani," kata salah seorang petugas, Haryono.

Pembukaan jalur itu sendiri dilakukan selama empat jam mulai pukul 12.00 WIB hingga 16.00 WIB.

Proses pembersihan longsor dilakukan dengan mengerahkan dua unit alat berat milik Pemkab Trenggalek dan Balai Besar Pemeliharaan Jalan Nasional.

"Trenggalek-Ponorogo sudah kami buka, dengan cara untuk roda empat buka tutup, sedangkan roda dua sudah lancar dari dua arah, baik Trenggalek maupun dari Ponorogo. Tadi ada tambahan satu alat berat dari Pemkab Trenggalek yang membantu proses evakuasi longsor," katanya.

Bambang menambahkan, untuk sisa material longsor yang saat ini masih ada di sebagian badan jalan, rencananya akan dilakukan pembersihan pada Selasa besok.

Pihaknya meminta para pengguna jalan yang melintasi lokasi longsor untuk berhati-hati, karena kondisi jalan masih licin.

Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016