Jakarta (ANTARA News) - Para pengusaha di wilayah Mindanao, Filipina Selatan menyatakan sangat tertarik untuk meningkatkan kerja sama bisnis dengan kalangan pengusaha di Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara yang jaraknya relatif dekat dengan daerah di bagian selatan Filipina itu.

Keterangan tertulis Sekretaris Pertama/Konsul Penerangan dan Sosial-Budaya KJRI Davao City Filipina Endah R Yuliarti Farry yang diterima di Jakarta, Selasa menjelaskan keinginan para pengusaha Mindanao untuk meningkatkan bisnis dengan mitranya di Indonesia itu disampaikan pimpinan Kadin Wilayah Barat Daya Mindanao Raymond Salangsang.

Menurut Endah, keinginan yang sama juga disampaikan oleh para pelaku usaha lainnya di Mindanao pada Forum "Doing Business in Indonesia" yang diselenggarakan di General Santos City, Filipina Selatan (sekitar 154 Km dari Davao City) pada 16 November 2016 yang juga dihadiri Konsul Jenderal RI Davao City Berlian Napitupulu.

Forum "Doing Business in Indonesia" itu sendiri diselenggarakan sebagai upaya untuk mengenal lebih jauh mengenai potensi bisnis dan investasi yang ditawarkan oleh Indonesia, khususnya oleh Provinsi Sulawesi Utara yang nantinya akan menjadi "hub" bagi kapal roro yang berlayar dari Davao City dan General Santos City.

Pada forum yang dihadiri sekitar 60 pengusaha dari General Santos City dan Davao City itu Konjen Berlian menjelaskan mengenai potensi ekonomi, bisnis, regulasi ekpor-impor, dan kemudahan proses investasi di Indonesia, khususnya di Sulawesi Utara.

Terkait dengan rencana dibukanya jalur pelayaran Roro dengan rute Davao City-General Santos City-Bitung, Konjen Berlian menyampaikan rute tersebut cukup berpotensi untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara.

Selain itu dibukanya jalur pelayaran itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Wilayah Pertumbuhan ASEAN Timur yang mencakup Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Filipina (BIMP-EAGA) tersebut.

Dari forum "Doing Business in Indonesia" itu sendiri telah berhasil diidentifikasi sejumlah produk potensial yang dapat diekspor dari Sulawesi Utara dan propinsi sekitarnya ke Filipina, yaitu produk agrikultur berupa kopra, jagung, pala, dan kakao serta pakaian muslim.

Sedangkan di sisi lain, beberapa produk yang berpotensi untuk dimpor dari Filipina, di antaranya buah dan minuman kaleng, pupuk organik, dan sejumlah produk lainnya yang dinilai potensial dan menguntungkan para pelaku bisnis dari kedua negara.

Disamping menjadi narasumber pada seminar tersebut, KJRI Davao City juga ikut berpartispasi memamerkan sejumlah produk manufaktur unggulan Indonesia pada pameran yang diselenggarakan tanggal 16-20 November 2016 di SM Mall yang merupakan tempat perbelanjaan terbesar di General Santos City.

Konsul Jenderal RI Davao City juga menyempatkan diri meninjau langsung pelabuhan Makar Wharf yang nantinya akan digunakan sebagai pelabuhan bagi kapal Roro di General Santos City, Filipina.

Makar Wharf secara umum siap untuk digunakan sebagai salah satu pelabuhan bagi rute kapal roro tersebut karena pelabuhan itu juga sudah aktif melayani lalu lintas dan bongkar muat sebanyak 26 kapal asing per bulan, sementara pihak pelabuhan telah menyelesaikan pembangunan dok dan terminal untuk kapal roro itu.

Disamping itu juga telah dibangun kantor untuk bea cukai. Di lain sisi karantina serta fasilitas CIQS (Customs, Immigration, Quarantine, and Security) pelabuhan juga sudah beroperasi dengan baik.

Menurut Konjen Berlian, kegiatan pembangunan serupa serta persiapan lainnya juga diharapkan dilakukan oleh pihak Indonesia demi mendukung keberhasilan rencana dibukanya konektivitas laut antara Davao City-General Santos City-Bitung.


Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016