Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat menambah jumlah perusahaan tercatat atau emiten untuk mengantisipasi meningkatnya minat investasi masyarakat ke pasar modal.

"Kalau pelaku industi pasar modal bisa monetisasi seluruh tabungan masyarakat, saya harap banyak perusahaan yang muncul ke bursa sehingga tidak bubble pada saat masyarakat ingin meletakan investasinya di BEI," ujar Sri Mulyani dalam outlook ekonomi 2017 di Bursa Efek Indonesia, di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan bahwa pemerintah telah mengeluarkan sebanyak 14 paket kebijakan ekonomi yang dapat membuka iklim investasi di semua sektor usaha. Kondisi itu, dapat memunculkan perusahaan untuk masuk ke BEI.

Dari sisi e-commerce, lanjut dia, pemerintah juga serius mendukung berbagai macam kebijakan regulasi dan pemihakan pada sektor itu sehingga menumbuhkan kepercayaan pengusaha untuk berimovasi.

"Saya harap, itu juga nanti terefleksi dalam bentuk perusahaan-perusahaan yang bisa masuk Bursa," katanya.

Dari sisi peringkat, lanjut Sri Mulyani, pemerintah bekerja keras untuk terus memperbaiki. Peringkat Indonesia dalam survei kemudahan berbisnis "Ease of Doing Business" (EoDB) Bank Dunia naik ke 91 dari posisi 106, itu cukup baik meski Presiden RI ingin lebih baik lagi.

Di tengah situasi yang positif itu, lanjut dia, maka industri pasar modal juga harus dapat menjaga kredibiltasnya, maka sikap pesimistis dan sinis harus dapat diminimalisir.

"Pialang menggambarkan kredibilitas bursa. Jangan menyarankan beli saham kalau fundamentalnya zero. Anda punya tugas profesional seperti itu," katanya.

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga mengharapkan agar jajaran Direksi dan Komisaris di industri pasar modal untuk ikut program amnesti pajak. Pasalnya dari 537 emiten di Bursa Efek Indonesia sampai tangal 31 Oktober 2016 hanya 131 emiten yang ikut program amnesti pajak.

Sementara dari 139 perusahaan sekuritas, 60 perusahaan sekuritas yang kut ambil bagian program amnesti pajak. Sedangkan, dari industri Dana Pensiun, yang ikut hanya 6 dari 261 Dana pensiun.

"Saya tidak akan datang lagi ke BEI kalau masih ada emiten yang belum ikut amnesti pajak. Kalau tidak ikut amnesti pajak, anda tidak berhak menyanyi Indonesia Raya karena anda tidak membantu seluruh kesatuan RI untuk menjadi satu kesatuan negara yang adil dan makmur," katanya.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia ( BEI), Tito Sulistio mengatakan bahwa industri pasar modal tergolong taat pajak. Laporan keuangan emiten selalu dipublikasikan setiap triwulanan, semenster, dan tahunan yang di audit oleh kantor Akuntan Publik.

"Saya percaya, emiten kita sudah comply dengan pajak. Ini bukan cari alasan, PSAK 70 tentang Akuntansi Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak yang keluar semingu sebelum periode pertama berakhir cukup mempengaruhi," katanya.

Namum dirinya mengaku gembira adanya himbauan dari Menkeu, dan diharapkan pada akhir tahun 2016 ini semua emiten telah ikut program amnesti pajak.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016