Jakarta (ANTARA News) - Kalimat memecah belah dan dungu dari Donald Trump selama kampanye Pilpres AS lalu bisa berdampak buruk terhadap ambisi AS menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026, kata pelatih sepak bola AS yang kini menjadi manajer Swansea, Bob Bradley.

Saat ini AS tengah mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026, apakah dengan atau tanpa negara tetangganya, Meksiko.

Bradley yang pernah mengantarkan AS ke 16 Besar Piala Dunia 2010 mengkhawatirkan mulut Donald Trump akan menipiskan peluang AS menjadi tuan rumah Piala Dunia.

"Apa pun yang dilakukan Presiden baik dalam kebijakan dalam negeri maupun hubungan internasional adalah menentukan bagaimana Anda bisa diterima di semua bidang, termasuk olah raga," kata Bradley.

Bradley yang ditunjuk sebagai pelatih Swansea awal Oktober lalu menjadi orang Amerika pertama yang menjadi manajer sebuah klub Liga Utama Inggris. Dia lima tahun melatih Timnas AS sampai 2011.  Sejak itu dia malang melintang di Prancis, Norwegia dan Mesir.

Dia terang-terangan tak mendukung kebijakan Trump.

"Saya tidak suka bagian mana pun dari kampanye Trump. Saya tak tahan dengan jenis pesan seperti itu," kata Bradley.  "Saya tak bisa setuju dengan nilai yang tidak meliputi upaya memahami orang yang datang dari berbagai latar belakang."

"Saya kira negara kami dibangun atas dasar mengasihi orang-orang yang datang dari berbagai tempat berbeda.  Saya kira jika Anda ingin optimistis Anda harus berharap bahwa tanggung jawab dari tugas ini adalah membuat perbedaan besar dengan cara Trump menangani dirinya sendiri."

"Karena jika Anda menengok kampanye lalu, bagi saya kampanyenya itu memecah belah dan bodoh," kata Bradley dalam laman Sky Sports.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016