Daripada kita berdebat dengan orang yang tidak tahu aturan lebih baik serahkan saja kepada aparat...."
Jakarta, 25/11 (Antara) - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyerahkan penanganan masalah aksi penghadangan yang dilakukan sekelompok warga di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, kepada kepolisian.

"Daripada kita berdebat dengan orang yang tidak tahu aturan lebih baik serahkan saja kepada aparat setempat, itu masuk pelanggaran pidana pilkada, nah kebetulan di situ kami didampingi oleh petugas KPU," kata Djarot di sela-sela blusukan di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat.

Djarot melakukan blusukan ke Jalan Administrasi II RT 009/012 Kelurahan Petamburan Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Menurutnya, warga tidak seharusnya melakukan aksi penghadangan yang mengganggu jalannya kampanye.

Djarot berharap agar Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) dan pihak kepolisian segera memproses kejadian itu seperti aksi penolakan yang telah terjadi di Kembangan Utara pada Rabu (9/11).

"Saya minta kami supaya enggak bentrok, kami berharap betul supaya Panwaslu dan kepolisian memproses ini sama seperti di Kembangan Utara," tuturnya.

Dia mengatakan pihaknya diundang untuk datang ke wilayah itu oleh Ketua RW setempat sehingga mengherankan masih ada aksi penghadangan yang menghambat proses kampanye.

"Itu penghadangan ya, sebetulnya kami kan diundang oleh RW-nya untuk ke rumah susun ya, tadi dihadang oleh sekelompok orang terus kami sampaikan dan dia tidak boleh melakukan seperti itu ya," ujarnya.

Menurutnya, tidak perlu terpancing untuk langsung merespons aksi penghadangan itu karena dikhawatirkan terjadi perdebatan semata yang tidak diinginkan.

"Lebih baik ini diproses aja oleh Bawaslu (Badan Pengawas Pemilihan Umum), oleh KPU dan kepolisian," tuturnya.

Djarot mengatakan lagipula pada saat penghadangan ada anggota Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) sehingga ada saksi dan bukti untuk mengusut tuntas tindakan yang melanggar ketentuan peraturan itu.

Dia mengatakan tidak mengetahui asal dari sekelompok warga yang menghadang itu.

"Saya sempat berdialog sama mereka ternyata rupanya dia tidak mau berdialog ya sudah enggak apa-apa. Dari pada kita maksain ini anak-anak udah ada marah semua mau bentrok. Yang waras ngalah lah," ujarnya.

Ketika dihadang, Djarot melempar senyum dan ingin berdialog dengan para penghadang namun mereka tetap tidak memperbolehkan mantan Walikota Blitar itu lewat.

Untuk menghindari bentrokan, Djarot berbalik arah masuk ke Jalan Administrasi Negara I untuk berpisah dari para penghadang itu.

Dia pun kembali melanjutkan blusukan ke lingkungan setempat.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016