Udara pada saat itu sangat dingin dan angin bertiup sepoi-sepoi jang menambah dinginnja hawa di pagi hari tersebut. Untuk mendjaga sang anak djangan sampai kena angin, maka oleh si ibu dipakailah periuk jang akan digadaikan itu untuk menutupi kepala si anak dan terkurunglah kepala si anak tersebut di dalam periuk tembaga tadi.
Daja upaja si ibu cepat membebaskan kepala anaknja dari dalam periuk ternjata tidak berhasil, sedang si anak terus menangis dan meronta-ronta.
Untunglah di dekat terdjadinja peristiwa itu ada seorang pandai tembaga, sehingga achirnja periuk jang akan digadaikan itu terpakasa harus digunting dan tidak djadi digadaikan. Maka bebaslah kepala anak ketjil tersebut.
Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016