Batam (ANTARA News) - Perluasan apron Bandara Internasional Hang Nadim Batam dengan anggaran Rp70 miliar yang sudah dikerjakan selama tiga bulan mencapai 60 persen.

"Saat ini sudah mencapai sekitar 60 persen. Pengerjaan juga dilakukan siang dan malam, mudah-mudahaan segera bisa selesai," kata General Manager Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam Suwarso, di Batam, Senin.

Saat ini, kata dia, pekerja masih terus melakukan sejumlah pengerjaan khususnya pengecoran apron dengan ketebalan tertentu sesuai dengan spesifikasi pembangunan.

"Masih dilakukan pengecoran. Pembangunan masih sesuai dengan tahapan. Harapan kami bisa digunakan awal 2017 nanti," kata dia.

Bila apron berukuran 240 x 150 meter tersebut segera selesai, kata dia, maka bisa menampung lebih banyak pesawat khususnya saat jam-jam sibuk yang biasanya pesawat harus antre lama.

"Kalau siap maka antrean pesawat usai mendarat untuk bisa masuk apron saat jam sibuk bisa diatasi. Jadi tidak harus menunggu pesawat lain terbang baru bisa masuk apron," kata dia pula.

Apron Bandara Internasional Hang Nadim Batam saat ini sebenarnya mampu menampung hingga 18 pesawat berukuran sedang atau 12 pesawat berbadan lebar sekali parkir.

Namun karena ada sejumlah pesawat tidak terpakai yang terparkir dan penerbangan terus bertambah, maka apron yang ada tidak mampu lagi menampung seluruh pesawat yang aktif melayani penerbangan.

"Kami juga menyiapkan pembangunan terminal dua untuk mengantisipasi kenaikan penumpang yang terus terjadi setiap tahun," kata Suwarso.

Badan Pengusahaan Batam memprioritaskan pengembangan Bandara Hang Nadim terdiri dari perluasan apron, pembangunan terminal penumpang kedua, dan pembangunan terminal kargo baru, agar mampu menampung lebih banyak penumpang dan barang.

Selain itu, kawasan Hang Nadim juga dijadikan industri penunjang penerbangan.

Saat ini Lion Air Group sudah membangun pusat perawatan pesawat, dan selanjutnya juga perwatan mesin.

Sejumlah perusahaan lain seperti GMF juga menyatakan ketertarikannya meski belum mulai membangun.

Pewarta: Larno
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016