Anambas, Kepulauan Riau (ANTARA News) - Pengembangan resort berbintang 7 di Pulau Bawah, Kabupaten Kepulauan Riau, menjadi bentuk penerapan pertama ekowisata di sebuah Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) sebagai Taman Wisata Perairan (TWP) di Indonesia.

"Ini akan jadi penerapan ekowisata pertama yang ada di kawasan konservasi di Indonesia. Sebelumnya kan belum ada yang memanfaatkan zona pemanfaatan di Kawasan Konservasi Perairan Nasional di Indonesia," kata Direktur Konservasi dan Pemberdayaan Masyarakat PT Pulau Bawah Aji Sularso di Anambas, Kepulauan Riau, Senin.

Pemerintah, menurut dia, belum memiliki konsep jelas bagaimana bentuk ekowisata yang bisa diterapkan di zona pemanfaatan terbatas untuk wisata tersebut.

Sehingga jika pengembangan resort bintang tujuh di kawasan ini menunjukkan keberhasilan menjalankan aspek konservasi dalam menjalankan usahanya maka dapat menjadi contoh penerapannya di wilayah konservasi perairan lainnya di Indonesia.

Direktur Komunikasi Penjualan dan Pemasaran PT Pulau Bawah Bala Navaratnam saat berada di Pulau Bawah mengatakan pihaknya akan memastikan "zero waste" menuju ke laut, yang artinya semua limbah yang dihasilkan dari aktivitas di resort yang diberi nama Bawah Private Island ini akan diproses guna dimanfaatkan kembali untuk berbagai keperluan.

Misalnya air wastafel akan diproses dan dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman atau bersih-bersih resort. Sedangkan limbah hitam akan melalui proses diproses filtrasi alam, masuk ke tanah, dan dengan gravitasi alam sendiri.

Resort, menurut dia, akan memanfaatkan energi baru terbarukan dari angin, surya, biogas sisa-sisa dari dapur yang secara keseluruhannya telah disarankan oleh sejumlah ahli dari Prancis, Jerman, dan Singapura.

Sementara limbah padat akan dikirim ke pulau lain untuk didaur ulang seminggu sekali dengan kapal, ujar Bala. "Tujuannya untuk ekowisata dan sustainability ekonomi jangka panjang, sehingga jelas dibutuhkan inovasi-inovasi untuk menjalankannya".

Bala berharap ekowisata di Pulau Bawah tersebut dapat menjadi Maldives berikutnya di dunia sehingga mampu menumbuhkan ekonomi masyarakat lokal di sekitar gugusan pulau tersebut.



Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Buralimar saat ditemui di Batam mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo telah menetapkan kawasan Natuna sebagai wilayah khusus pertahanan, namun wilayah perairan ini di belakangnya termasuk Anambas ekonominya harus berkembang.

"Konon salah satu obyek perairan terindah se-Asia versi CNN ada di Pulau Bawah. Alhamdulillah kita punya ini, harapannya ini bisa menjual untuk pariwisata," ujar dia.

Ia mengatakan jumlah wisatawan Indonesia masih ada di bawah 10 juta per tahun, jauh di bawah Singapura dan Malaysia yang mencapai 20-25 juta per tahun. Kepulauan Riau sendiri ada target mendatangkan 2,1 juta wisatawan, tapi per Agustus 2016 baru terealisasi 1,7 juta saja, sehingga dalam dua bulan terakhir 2016 akan coba dikejar kekurangannya.

Pengembangan Kawasan Konservasi Perairan di Anambas seluas 1.262.686 hektare (ha) telah ditetapkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (KKPN) sebagai Taman Wisata Perairan (TWP) melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 37/2014 tanggal 15 Juli 2014 dan ditetapkannya Dokumen Rencana Pengelolaan Zonasi TWP Kepulauan Anambas Tahun 2014-2034 melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 53/2014 tanggal 2 Oktober 2014.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016